Melalui Program Hibah Bina Desa, Mahasiswa ITK Membentuk 21 POINTS

by | Nov 10, 2017 | Berita-ITK

ITK News I Hibah Bina Desa

Balikpapan – Program Hibah Bina Desa (PHBD) adalah salah satu program dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang ditawarkan setiap tahun kepada organisasi mahasiswa baik Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis (IOMS), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk berperan serta dalam memberdayakan masyarakat.

Pada tahun 2017 ini, ITK berhasil meloloskan PHBD dengan judul 21 POINTS (Pusat Oleh-oleh dan Inovasi Terpadu Salak). Program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai jual dan variasi produk buah salak di KM 21 Karang Joang, Balikpapan Utara.

Sasaran dari program ini ialah masyarakat KM 21, khususnya kelompok Tani Mekar Bakti yang mayoritas sebagai petani buah salak. Menjadikan KM 21 sebagai pusat oleh-oleh yang menjual berbagai variasi olahan produk buah salak yang inovatif dan kreatif. Di mana pengolahan buah salak di sini langsung dijual di kios-kios dan ke tengkulak dengan harga kisaran 3 ribu hingga 10 ribu per Kilogramnya.

Program ini mulai berjalan pada Juni 2017. Telah melakukan beberapa kegiatan dan membina masyarakat KM 21, mulai dari sosialisasi tentang program hingga pelatihan pengolahan buah salak. Untuk saat ini masyarakat sudah dapat memproduksi olahan buah salak yaitu Manisan, Asinan dan Lumpia Salak.

Untuk selanjutnya program ini akan membuat produk utama dan unggulan yang akan menjadi ciri khas produk olahan 21 POINTS. Produk keripik salak ini nantinya akan menjadi keripik salak pertama di Balikpapan yang diproduksi secara langsung oleh masyarakat KM 21.

“Adanya program 21 POINTS ini sangat membantu, terutama dengan adanya bantuan mahasiswa ITK yang lebih mengarahkan kami dalam hal mengolah produk buah salak, yang sebelumnya hanya kami jual sendiri sekarang sudah kami coba untuk mengolahnya. Untuk sekarang kami sudah mengolah lumpia, asinan dan manisan salak, tetapi pembelinya hanya orang yang lewat saja. Oleh karena itu, kendala utama dalam kelompok kami adalah pemasaran. Di sini dengan adanya 21 POINTS ini, para mahasiswa membantu kami untuk memasarkan produk olahan,” ujar Suin Handayani selaku Ketua Kelompok 21 POINTS.

Selain itu program ini nantinya akan mendirikan 21 POINTS Store sebagai tempat oleh-oleh dan sarana pemasaran produk oalahan buah salak. Membantu pemasaran melalui media sosial agar lebih memudahkan konsumen untuk membeli, melihat perkembangan serta mendapatkan informasi menarik seputar desa binaan 21 POINTS ini.

“Harapan 21 POINTS ini semoga akan terus berkelanjutan, dan produk-produk olahannya tidak hanya di KM 21 ataupun di Kelurahan Karang Joang saja. Mungkin kedepannya produk kami bisa hingga keluar KM 21 seperti ke Mall atau pun supermarket di Kota Balikpapan,” kata Suin.

21 POINTS juga sudah bekerja sama dengan Dinas terkait serta IKM yang ada di Kota Balikpapan yaitu Dinas Desperindagkop dan IKM Cake Salakilo. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan antara Pemerintah Kota Balikpapan, IKM terkait dan masyarakat dapat bersinergi untuk menjadikan Balikpapan dikenal sebagai Kota yang dipenuhi dengan industri kreatifnya. 21 POINTS ini diharapkan menjadi salah satu ciri khas di Kota Balikpapan dengan berbagai olahan produk buah salak.

-end-

Tim PHBD 21 Points untuk Humas ITK

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content