Pengelolaan Sampah Modern Demi Sumber Energi Berkelanjutan

by | Sep 14, 2017 | Berita-ITK

ITK News I Workshop

Herve Boileau, 8 Juli 2017

Manusia: Sumber daya Energi Terbarukan Berkesinambungan

Oleh: Abdi Suprayitno

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang terus hadir dikehidupan manusia. Dimulai dari produksi sampah sampai ke pengolahannya. Dalam beberapa dekade terakhir, manusia mulai memikirkan bagaimana mengelola sampah dengan meningkatkan nilainya. Daur ulang menjadi senjata ampuh untuk mengatasinya, walaupun masih muncul maslaah lain dibelakang. Dinamika sampah ini menjadi hal yang menarik untuk terus diamati, diteliti dan dikembangkan.

Salah satu sumber produksi sampah adalah rumah tangga. Jenis sampah anorganik dan organik tidak sedikit di produksi oleh rumah tangga setiap harinya. Sampah anorganik berupa bungkus makanan dan minuman juga perlengkapan rumah tangga yang berbahan dasar plastic dan kaleng. Sampah ini dapat dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya seperti kantong plastic, kaleng dan botol plastic. Plastik dengan bahan dasar polimer dapat di daur ulang menjadi produk-produk berbahan dasar plastic seperti perlengkapan rumah tangga, mainan anak-anak bahkan menjadi bungkus makanan dan minuman kembali. Sebagai contoh sampah 250 kaleng bekas minuman ringan dapat digunakan untuk membuat sebuah rangka sepeda anak kecil.

Sampah organic dapat berasal dari sisa makanan dan minuman, selain itu dapat berasal dari produk ekskresi manusia berupa urin dan feses. Sisa makanan dan minuman dapat digunakan sebagai bahan utama pupuk kompos yang bermanfaat sebagai penyubur tanaman. Sebagian yang lain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak karena kandungan mineral dan vitamin didalamnya. Sedangkan sampah organic dari manusia tentunya dibuang langsung ke alam. Setiap orang tentu akan berfikir untuk mengolahnya mengingat kandungan ammonia yang besar menyebabkan bau yang dihasilkan tidaklah menyenangkan.

Salah satu ide untuk memanfaatkan sampah organic manusia ini diangkat dari seorang peneliti dari Universitas Savoie Mont Blanc Perancis.  Sampah organic manusia tersebut dimanfaatkan sebagai sumber energy baru. Prosesnya adalah dengan memisahkan dan mengumpulkan unsur nitrogen didalam sampah menggunakan insenerator. Nitrogen tersebut kembali dibakar untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator listrik.

Ketersediaan sampah organic manusia di dalam skala rumah tangga dapat dipastikan akan terus berkelanjutan. Jumlah masyarakat disuatu daerah semakin banyak maka akan memproduksi sampah organic manusia yang melimpah. Dapat dikatakan bahwa sampah organic manusia ini merupakan sumberdaya energy terbarukan yang berkesinambungan. Penelitian terus dilanjutkan dengan membuat design kombinasi antara toilet-insenerator-turbin-generator listrik.

Sumberdaya energy terbarukan tidak hanya berasal dari alam namun dapat berasal dari manusia itu sendiri. Manusia sebagai pengguna energy juga dapat bertindak sebagai sumber energy.

Bukankah, sampah akan hidup kembali bila didaur ulang dan tidak dibuang begitu saja.

-end-

 

Saatnya Mengurangi Ketergantungan Energi Fosil

Oleh: Audi Rajid Faturrahman (06161014), Teknik Material & Metalurgi

Pada 8-9 Juli 2017 lalu telah diadakan sebuah workshop bertemakan lingkungan. Workshop yang berjudul Waste Management For Sustainable Energy in Balikpapan ini merupakan kerjasama antara Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dengan Universite Savoie Mont Blanc (USMB), Perancis. Pemateri yang dihadirkan pada workshop ini adalah seorang profesor yang telah lama menekuni tentang lingkungan dan pengelolaannya Yakni Prof. Herve Boileau, dari Perancis.

Workshop selama 2 hari ini terbagi menjadi 3 sesi, yakni 2 sesi di hari pertama dan 1 sesi di hari kedua. Pada hari pertama topiknya adalah manajemen pengelolaan limbah dan sampah. Prof. Herve memaparkan bagaimana cara pengolaan limbah dan sampah yang ramah lingkungan.

Selain itu juga beliau menyampaikan inovasi-inovasinya mengenai pengelolaan sampah. Pada sesi ini pula menyoroti bahwa perilaku dari manusia lah yang menjadi kunci untuk menciptakan pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan.

Pada sesi kedua tema yang diangkat adalah energi. Di sini Prof. Herve menyoroti pemakaian bahan bakar fosil yang begitu masif, padahal bahan bakar jenis ini tidak dapat diperbarui dan akan habis nantinya. Oleh karena itu beliau menekankan penggunaan pemakaian energi terbarukan dalam hal ini adalah energi listrik.

Menurut beliau energi listrik ini apabila dibandingkan dengan bahan bakar fosil harganya jauh berbeda lebih murah energi listrik, selain itu juga energi listrik ini mudah diperoleh dan didapatkan, hanya saja teknologinya yang masih perlu dikembangkan lagi.

Pada hari kedua yakni sesi 3 adalah field trip atau kunjungan ke Tempat pengolahan Akhir (TPA) Manggar dikelurahan Manggar. Yang merupakan salah satu TPA terbaik di Indonesia yang mengusung konsep Edukasi, Rekreasi, dan Produksi ini.

Dalam kunjungan ini Prof. Herve bersama peserta workshop diajak berkeliling di TPA manggar untuk melihat pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos. Kemudian dilanjutkan melihat pengolahan air limbah sampah sebelum dibuang dan terakhir yang luar biasa adalah pemanfaatan gas Methane menjadi energi listrik untuk penerangan jalan dan gas untuk rumah tangga yang dialirkan ke rumah-rumah disekitar TPA Manggar.

-end-

 

Pengelolaan Limbah Untuk Energi Berkelanjutan

Oleh: Dwi Rafli Alfian (10161027), Ersal Desvy A.R (10161028), Nabila Khaerunnisa (10161065), Salsabila Aghnia. P (10161085) , Zakiah (10161095).

Pada artikel ini kami akan membahas mengenai workshop yang kami ikuti pada akhir pekan lalu workshop ini bertemakan “Waste Management for Suistanable Energy in Balikpapan”  yang diselenggarakan di Institut Teknologi Kalimantan. Mendatangkan seorang narasumber yang ahli dibidangnya yakni Herve BOILEAU dari Universite Savoie Mont Blanc Perancis pada tanggal 8-9 Juli 2017.

Pada workshop ini kami juga mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir Manggar Balikpapan untuk melihat secara langsung bagaimana pengolahan sampah yang ada di Kota Balikpapan.

Dari materi yang dibawakan bisa diambil pelajaran yaitu kita menjadi tahu bagaimana penanganan limbah yang ada di negara-negara lain, bagaimana mereka bisa menjadikan negara mereka menjadi negara yang bersih dan ramah lingkungan dalam waktu yang bisa dibilang tidak cepat, dan juga apa yang dilakukan oleh negara-negara tersebut untuk menghasilkan energi dan pembangunan berkelanjutan, di mana mereka mencanangkan dan juga mendukung program hemat energi disaat mereka juga melalukan pembangunan, dan juga mencari alternatif lainnya sebagai energi terbarukan.

Balikpapan merupakan kota yang memiliki predikat kota terbersih di Kalimantan timur dengan memenangkan beberapa penghargaan Adipura, dan yang terakhir Balikpapan mendapatkan Adipura Paripurna.Walaupun begitu, ternyata jumlah pemasukan sampah perharinya sekitar 500 ton di TPA manggar Balikpapan.

Pada saat mengunjungi TPA Manggar Balikpapan, hal yang mencolok saat pertama kali turun dari bis tumpangan kami adalah aroma sampah yang menyengat dengan setumpuk sampah yang di timbun dengan system land filling. Di TPA manggar sendiri saat ini memiliki pengolahan sampah dari pengolahan 3R sampai pengolahan limbah menjadi bahan bio gas.

Namun untuk pemanfaatan bio gas dan juga gas methane itu sendiri sudah dialokasikan ke beberapa rumah yang ada dilingkungan sekitarnya sebagai pengganti dari listrik PLN , namun pihak TPA sendiri tidak bisa menjadikan usaha atas penyaluran gas tersebut. Tidak hanya itu di TPA manggar juga melakukan pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos.

Namun yang sangat disayangkan sekali adalah sampah palstik  yang masih juga menggunung, karena belum adanya alternatif lain yang bisa mengurangi sampah plastik tersebut. Walaupun sudah ada pengolahan 3R, namun belum bisa membantu dalam mengurangi sampah plastik ini setiap harinya. Sedangkan, masyarakat membuang sampah dengan jumlah yang tak sedikit setiap harinya.

Jika tidak ada penanganan untuk mengurangi penimbunan sampah ini, maka sampah akan bertambah tinggi dan pasti akan membutuhkan banyak lahan. Dari masalah ini kami mempunyai ide yang mana dapat membantu dalam mengurangi  sampah plastik, seperti yang telah di jelaskan oleh kepala upt TPA manggar bahwa saat ini yang menjadi masalah mereka adalah sampah plastik. Karena sampah platik yang ada begitu banyak setiap harinya, dan penanganan serta pemanfaatan dari sampah plastik tidak terlalu banyak mengurangi keberadaan sampah plastik tersbut.

Berdasarkan hasil studi seperti dikutip dari situs resmi pemerintah (menlh.go.id), pola pengelolaan sampah di Indonesia pada tahun 2012 di beberapa kota dengan cara:

  1. Pengangkutan dan penimbunan di TPA sebesar 69%
  2. Dikubur 10%
  3. Didaur ulang dan dikompos 7%,
  4. Dibakar 5 %
  5. Sisanya tidak terkelola sebesar 7%

Oleh karena itu kami mengusungkan ide sampah plastik bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar minyak (BBM) dapat dijadikan bahan bakar motor dan mobil. Selain melakukan penanganan ini, kita juga harus melakukan pencegahan  yaitu dengan mencanangkan program “Hijau kuning tiap rumah” di mana program ini mencanangkan agar setiap rumah setidaknya mempunyai 2 tempat sampah yang memisahkan antara smpah yang bisa diolah  dan sampah yang tidak bisa diolah, kita juga bsa mencanangkan program diet plastik sehingga orang-orang akan beralih dari plastik.

Karena kita harus mencegah dari sumbernya, dan juga pemerintah setempat  harus memastikan di setiap RT ,kelurahan dan kecamatan terdapat rumah daur ulang secara merata, dimana rumah daur ulang ini akan dikelola oleh ibu-ibu yang ada disekitarnya, sehingga ibu-ibu rumah tangga ini  bisa memiliki penghasilan dari hasil kerajinan mereka.

Kritik dan saran :

Materi yang disampaikan masih tidak sepenuhnya dimengerti karna adanya keterbatasan bahasa oleh audience, semoga ke depannya bisa menyeimbangkan sehingga semua audience bsa paham apa yang sedang dibahas.

Kesan & Pesan :

Sangat edukatif dan bermanfaat. dengan narasumber yang ahli dibidangnya di tambah dengan field trip yang seruuu. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan, dan menjadi agenda tahunan dimana bisa mendatangkan para narasumber-narasumber yang ahli, tidak hanya mengenai lingkungan aspek lain bisa menjadi bahan utk kegiatan ini kedepannya. Semoga bisa bermanfaat ilmunya dan berguna. Amin.

-end-

 

Belajar Peduli Sampah

Oleh: Arinda Nikko, Kristin Nova, Fauziyyah.

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Masalah tentang sampah  tidak hanya dihadapi oleh negara-negara maju namun juga dihadapi oleh negara-negara  berkembang di dunia termasuk Indonesia. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah.

Sampah-sampah diangkut oleh truk-truk khusus dan dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir atau yang biasa dikenal dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Hal tersebut juga terjadi di salah satu kota penghasil minyak di Indonesia  Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Menurut data dari Dinas Kebersihan Kota Balikpapan terdapat sekitar 70 unit truk pengangkut sampah yang beroperasi di Kota Balikpapan setiap harinya untuk mengangkut sampah-sampah di sekitar Kota Balikpapan dan dibawa menuju TPA Manggar yang terletak di Jl. Proklamasi  RT. 36 Kelurahan Manggar , Balikpapan Timur.

Bagi sebagian masyarakat mendengar kata TPA atau Tempat Pembuangan Akhir pasti akan terbayang betapa buruknya tempat itu. Tempat dimana berkumpulnya pemulung, lalat, dan tempat yang jauh dari kesan menarik. Namun hal tersebut berbeda dengan tempat pengolahan sampah di Kota Balikpapan.

Minggu, 9 Juli 2017 kami bersama anggota workshop“Waste Management for Sustuinable Energy in Balikpapan” Institut Teknologi Balikpapan berkesempatan untuk mengunjungi TPA Manggar. TPA Manggar menggunakan sistem sanitary landfill dalam proses pengolahan sampahnya, hal tersebut patut diapresiasi karena tak banyak kota di Indonesia yang menggunakan sistem ini. Sanitary landfill merupakan jenis landfill yang paling bagus dikarenakan sampah tak ditumpuk begitu saja melainkan memiliki beberapa langkah pengolahan.

Awalnya kami mengira bahwa TPA Manggar akan sama seperti TPA pada umumnya, namun ketika kami sampai di lokasi, dugaan kami ternyata salah. TPA Manggar hampir mirip seperti taman kota. TPA Manggar dilengkapi dengan gazebo-gazebo serta area bermain dan dikelilingi pepohonan rindang. Adapun Gallery Center yang didalamnya terdapat hasil kerajinan tangan dari daur ulang limbah sampah. Manfaat terbesar yang dihasilkan dari pengolahan sampah di TPA Manggar ini adalah produksi gas metan dari sampah.

Seperti yang kita ketahui bahwa Metana adalah gas rumah kaca non CO2 yang relatif kuat bertanggung jawab pada pemanasan global. Produksi gas metana pada tempat pengolahan limbah TPA Manggar mampu memberikan tambahan pasokan listrik pada area sekitar TPA Manggar, serta sedang dikembangkan bahan bakar untuk kendaraan dari gas tersebut. Selain tempat pengolahan gas metan, terdapat juga tempat pengolahan kompos dari sisa sampah organik yang dapat kita kunjungi.

TPA Manggar merupakan tempat wisata edukasi yang baik bagi warga Balikpapan terutama bagi para pelajar maupun mahasiswa untuk belajar cara pengolahan dan pengelolaan sampah yang baik. Tidak hanya itu, di TPA Manggar ini juga ramah dengan anak-anak karena terdapat lokasi bermain untuk anak-anak.

Anak-anak akan dimanjakan dengan bebagai permainan, seperti ayunan, jungkat -jungkit, flying fox, juga mencoba ATV di arena bekas sampah yang telah di design ulang sedemikian rupa sehingga  sangat nyaman di jadikan lokasi bermain ATV dan Motor Cross. Tidak lupa juga pengelola menyediakan ruangan untuk membaca bagi para pengunjung.Jadi selama kita berkunjung ke area TPA Manggar selain kita dapat menambah pengetahuan sambil bermain.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tempat pasti memiliki kekurangan begitu pula di area TPA Manggar,di area ini sayangnya terdapat banyak nyamuk yang tentunya dapat membahayakan pengunjung yang berkunjung ke tempat ini, terutama pada musim hujan. Karena setiap sistem kekebalan tubuh seseorang tentu berbeda-beda sehingga sangat disayangkan apabila setelah kita berkunjung ke TPA Manggar untuk menambah ilmu pengetahuan kita malah terserang penyakit.

Oleh karena itu kami ingin memberikan solusi sederhana untuk mengatasi masalah tersebut yaitu kami merasa bahwa perlu adanya penambahan tanaman yang berguna untuk mengurangi nyamuk khususnya pada daerah yang sering dikunjungi pengunjung misalnya tanaman lavender. Tanaman lavender selain memiliki wangi yang unik tanaman ini juga dikenal dapat mengusir nyamuk selain itu tanaman lavender merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis.

Hal tersebut tentu saja dapat dilaksanakan karena TPA Manggar sendiri memiliki pengelolaan sampah organik yang dijadikan pupuk dan menurut informasi yang diberikan pada saat kami berkunjung kesana pupuk tersebut belum dapat dijual belikan sehingga penggunaan pupuk tersebut hanya disekitar area TPA Manggar. Oleh karena itu kami mengharapkan pengelola dapat menambahkan tanaman lavender selain untuk mempercantik taman-taman yang ada di TPA Manggar juga dapat mengurangi populasi nyamuk yang ada di area tersebut.

Saran dan Masukan:

Workshop yang berjudul “Waste Management for Sustuinable Energy in Balikpapan” merupakan sarana kami sebagai mahasiswa untuk dapat belajar mengenai permasalahan utama yang ada di setiap daerah. Namun kami ingin memberikan saran untuk workshop yang akan diselenggarakan ke depannya oleh Kampus Institut Teknologi Kalimantan.

Jumlah peserta disesuaikan dengan tema yang akan dilaksanakan contohnya pada workshop kemarin mungkin jumlah peserta dari program studi teknik kimia,teknik elektro, dan teknik mesin labih banyak dibanding program studi yang lain karena program studi tersebut sangat kuat hubungannya dengan tema workshop yang dilaksanakan.

Apalagi pada saat kita berkunjung ke TPA Manggar disana terdapat banyak ilmu yang dapat diambil seperti pembuatan pupuk organik yang mungkin dapat diterapkan oleh mahasiswa teknik kimia untuk membuat pupuk organik sendiri untuk kampus kita karena seperti yang kita ketahui bahwa area Karang Joang masih terdapat banyak pepohonan dan banyak rumah makan sehingga banyak sampah-sampah organik diarea sekitar kampus yang dapat dimanfaatkan.

Sedangkan untuk program studi teknik mesin dan teknik elektro mungkin dapat mengambil ilmu mengenai pemanfaat gas metan menjadi listrik karena seperti yang kita ketahui bahwa kampus kita masih mengalami permasalahan pada pemasokan listrik. Selain itu jika kampus ITK memanfaatkan penggunaan gas metan menjadi energi listrik mungkin dapat mengurangi pengeluaran untuk biaya pembayaran listrik.

Mungkin workshop seperti ini dapat dilaksanakan setiap 1 tahun sekali karena dengan adanya acara seperti ini cukup mengubah mindset kita sebagai anak muda untuk mengelola sampah disekitar kita. Selain itu kita juga semakin perduli dengan lingkungan sekitar. Karena permasalahan sampah ini tidak mudah dipecahkan karena harus dimulai dari diri kita sendiri. Dan juga pastinya kami mahasiswa sangat berharap sekali kampus akan mengadakan workshop dengan tema yang beragam dan dengan kuota peserta yang lebih besar dibandingkan workshop ini.

–end-

 

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content