Empat Dosen ITK Ikuti Bridging Program di Taiwan

by | Jan 5, 2019 | Berita-ITK

ITK News I Pelatihan

Taiwan – Sebuah prestasi tersendiri bahwa empat orang dosen Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang tahun 2017 mengikuti Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris (PKBI) Kemenristekdikti, di tahun 2018 dinyatakan lulus Bridging Program selama 2 bulan di kampus-kampus yang ada di Taiwan. Mereka adalah Luh Putri Adnyani (Teknik Kelautan), Lovinta Happy Atrinawati (Sistem Informasi) dan Ariyadi (Teknik Informatika) yang ditempatkan di National Taiwan University of Science Technology (NTUST), Taipei. Sedangkan Dian Mart Shodiqin (Fisika) ditempatkan di Tunghai University, Taichung.

 

Bridging Program adalah program persiapan untuk studi lanjut S3 yang diberikan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi kepada dosen-dosen di seluruh Indonesia. Peserta bridging biasanya dipilih dari peserta Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris (PKBI) dan talent scouting tahun sebelumnya. Bridging program dilaksanakan 2 bulan dari bulan Oktober sampai Desember. Penentuan kampus yang dituju disesuaikan dengan bidang ilmu dosen yang bersangkutan. Dosen dengan kualifikasi sains teknologi dan engineering ditempatkan di Taiwan. Selain Taiwan, negara tujuan peserta bridging adalah Amerika Serikat, New Zealand, Inggris dan Australia.

 

Sebelum keberangkatan semua peserta, Ristekdikti menyelenggarakan lokakarya di Hotel Ambhara, Jakarta. Peserta Taiwan menjadi tim yang pertama berangkat ke negara yang dituju pada tanggal 20 Oktober 2018. Terdapat 17 orang peserta bridging ke Taiwan yang disebar ke 3 kampus besar di Taiwan, antara lain: 6 orang di NTUST yang terletak di Taipei, sedangkan 6 orang di Tunghai University dan 5 orang di Asia University yang terletak di Taichung.

 

Setiap peserta bridging mendapatkan satu orang supervisor yang sesuai dengan research interest masing-masing, mengikuti lab meeting, mengikuti kelas wajib dan “sit in” di beberapa kelas yang ditawarkan.

 

“Saya sendiri mendapatkan professor dari Civil Engineering and Construction Department yaitu Prof. Yen-Ling Chung. Saya diberikan tugas oleh beliau untuk menjadi bagian dari penelitian yang sedang beliau lakukan tentang functionally graded material dan beliau mengajak saya untuk menjadi penulis kedua paper yang beliau susun. Oleh karena itu, saya dan supervisor saya janjian bertemu minimal 1 kali seminggu. Teman-teman yang lain juga diminta untuk hadir disetiap “lab meeting” yang diadakan rutin setiap minggu. Ada 2 kelas wajib yang disusun oleh International Office yaitu Chinese Languange (setiap hari Rabu dan Jumat) dan Academic Writing (setiap hari Rabu).

 

Di samping itu kita bisa mengikuti kelas internasional yang sedang berlangsung. Saya sendiri “sit in” di 3 kelas international. Kelas international adalah kelas untuk master program yang disampaikan dalam Bahasa Inggris. Meskipun kenyatannya, ada beberapa kelas yang setengah Bahasa Inggris, setengah Bahasa China. Atau ada juga yang full Bahasa Inggris kecuali jika ada diskusi yang ditanyakan oleh mahasiswa Taiwan/China, bisa menggunakan Bahasa China.

 

Dan di sinilah saya merasakan pengalaman kuliah di luar negeri, di mana terdapat fasilitas kelas yang lengkap dan canggih, atmosfer kuliah yang santai bisa dilihat dari beberapa mahasiswa yang menggunakan celana pendek atau training dan baju kaos, dan waktu istirahat yang cukup, karena setiap selesai 1 jam pelajaran, kita akan mendapatkan istirahat 10 menit. Sehingga bisa dipakai untuk pergi ke toilet dan lainnya,” papar Luh Putri dengan rinci.

 

Selain mendapatkan materi sesuai dengan program yang disusun oleh International office masing-masing kampus, peserta bridging juga diajak untuk company visit, camping bersama international student lainnya, peserta bridging di Taiwan juga berusaha beradaptasi dan mengenal lebih dekat tentang negara Taiwan dengan berkunjung ke beberapa daerah dan tempat di daerah Taiwan.

 

Terdapat beberapa dosen ITK yang sedang menempuh S3 di Taiwan, dan peserta bridging asal ITK berupaya untuk bertemu dengan dosen-dosen ITK yang ada di Taiwan tersebut.

 

Di akhir program, peserta bridging asal ITK memberikan plakat dengan logo ITK kepada ketua International Office NTUST dan Tunghai University.

 

“Kami sudah menyampaikan tentang ITK kepada Prof. Wang dan beliau menyambung baik terkait kemungkinan kerjasama antara ITK dengan NTUST baik untuk double degree, studi lanjut, magang, summer camp dan lain sebagainya. Saya sudah memiliki kartu nama beliau dan beliau akan sangat welcome jika kita bisa segera mengontak beliau. Semoga nanti bagian kerjasama ITK bisa segera menginisasi MoU dengan NTUST. Dan semoga jika ada kerjasama, bisa mempercepat perkembangan ITK ke arah yang lebih baik,” tambah Luh Putri.

-end-

(Luh Putri Adnyani, S.T., M.T. Dosen Teknik Kelautan ITK untuk Humas ITK)

Peserta Bridging NTUST yang berkunjung ke National Taiwan University (NTU) sebagai kampus negeri terbaik di Taiwan

Sebagian peserta bridging Bersama Pak Arief staff Ristekdikti berkumpul di depan lobby hotel Ambhara sebelum berangkat menuju bandara.

Berkunjung ke Sun Moon Lake Bersama Happy Aprilia (dosen Teknik Elektro) yang sedang menempuh studi S3 di National Cheng Kung University.

Penyerahan Plakat Institut Teknologi Kalimantan kepada Prof. Meng-Jiy Wang sebagai Dean, Office of International Affairs NTUST.

Disambut di Taoyuan International Airport oleh Bima Prihasto (dosen Sistem Informasi) dan Benny Sukmara (dosen Teknik Sipil) yang sedang menempuh studi S3 di National Central University.

Berfoto Bersama peserta bridging yang ditempatkan di kampus NTUST

Berfoto di lobby Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, Limited (TSMC) yang merupakan produsen semiconductor terbesar di dunia yang terletak di Hsinchu Science and Industrial Park di Hsinchu, Taiwan.

Berfoto Bersama dengan Chester pada saat kelas Academic Writing.

Berfoto Bersama Chen Laoshi pada saat kelas Mandarin

 

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content