Detail Berita

Mahasiswa Teknik Kelautan ITK Magang Riset di Laboratorium DPRP BRIN Yogyakarta

Humas ITK 30 Desember 2025 10.05
  • Example_News.webp
  • Example_News.webp
  • Example_News.webp
Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini:

Sleman, Yogyakarta — Mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) mendapat kesempatan emas untuk terjun langsung ke dunia riset melalui program magang di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kerja sama strategis antara ITK dan BRIN ini membuka pintu bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan riset mereka di Laboratorium Dinamika Pesisir dan Rekayasa Pantai (Lab-DPRP) BRIN Yogyakarta yang terletak di Kawasan Mlati, Kabupaten Sleman.

Laboratorium Dinamika Pesisir dan Rekayasa Pantai (Lab-DPRP) yang berada di bawah Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi ini dikelola oleh Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains dan Teknologi (DPLFRKST). Lab ini menjadi tempat strategis untuk penelitian dinamika gelombang laut, struktur pelindung pantai, hingga mitigasi bencana pesisir. Dengan fasilitas eksperimen fisik dan pemodelan numerik yang lengkap, laboratorium ini menjadi wadah ideal bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari para ahli.

Selama magang, mahasiswa mendapat bimbingan intensif dari peneliti BRIN, yaitu Adnan Sandy Dwi Marta, S.T., M.Eng. dan Ir. Aris Subarkah, M.T., serta didampingi oleh dosen pembimbing dari ITK, Ir. Ahmad Azwar Mas'ud, M.S.T., M.T. Pendampingan ini memastikan mahasiswa tidak hanya menyelesaikan tugas magang, tetapi juga mengembangkan kompetensi riset yang sesuai dengan kebutuhan industri dan penelitian pesisir.

Salah satu aktivitas menarik yang dilakukan mahasiswa adalah pembuatan model tetrapod, struktur berbentuk unik dengan empat kaki yang berfungsi sebagai pemecah gelombang. Model mini ini dibuat dari campuran pasir besi, semen, dan air, kemudian dicetak menggunakan cetakan silikon. Meski hanya seberat 67 gram, model ini merepresentasikan tetrapod asli seberat 2 ton dengan skala 1:31. Miniatur ini kemudian digunakan untuk menguji seberapa kuat struktur pelindung pantai menghadapi terjangan gelombang.

Pengalaman semakin seru ketika mahasiswa melakukan pengujian breakwater di flume tank, semacam kolam khusus untuk simulasi gelombang. Mereka menyusun tetrapod sebanyak enam lapisan pada lereng breakwater, lalu memberikan "serangan" gelombang secara bertahap. Tujuannya? Mencari tahu pada gelombang sekuat apa tetrapod mulai bergeser atau jatuh. Momen inilah yang menjadi titik kritis untuk mengevaluasi efektivitas struktur pelindung pantai dalam meredam energi gelombang.

Tidak hanya eksperimen fisik, mahasiswa juga dibekali kemampuan pemodelan numerik menggunakan software canggih. Dengan OpenFOAM, mereka belajar mensimulasikan bagaimana gelombang berinteraksi dengan struktur pantai, termasuk fenomena run-up (gelombang naik ke struktur) dan overtopping (gelombang meluap melewati struktur).

Sementara itu, pelatihan MIKE 21 membawa mereka ke studi kasus nyata di sekitar Pulau Kelor, Teluk Jakarta. Menggunakan metode Hydrodynamic–Spectral Wave Coupled (HD–SW Coupled), mahasiswa mensimulasikan interaksi kompleks antara arus, pasang surut, dan gelombang secara terintegrasi. Metode ini memberikan gambaran realistis tentang transformasi gelombang dan distribusinya energi, terutama saat kondisi gelombang ekstrem. Hasil simulasi ini sangat berguna untuk menganalisis risiko dan merumuskan strategi mitigasi bencana pesisir.

Mahasiswa juga berkesempatan mengamati model Oscillating Water Column (OWC) tipe L, sebuah teknologi yang mengubah energi gelombang menjadi energi listrik. Mereka mengamati bagaimana aliran udara bergerak saat proses kompresi dan dekompresi di dalam chamber untuk mengevaluasi potensi konversi energi gelombang menjadi energi pneumatik. Ini adalah bagian dari riset energi laut terbarukan yang sedang berkembang.

Program magang riset ini memberikan pengalaman lengkap dari eksperimen fisik membuat dan menguji model, simulasi numerik dengan software profesional, hingga analisis mitigasi bencana pesisir. Ini adalah bukti nyata bagaimana sinergi antara Program Studi Teknik Kelautan ITK dan BRIN dapat menghasilkan pembelajaran yang aplikatif sekaligus berkontribusi pada pengembangan riset kelautan nasional. Bagi mahasiswa, pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk terjun ke dunia riset dan industri kelautan.

Berita Terbaru

Example_News.webp Berita

ITK Ikuti Mahasiswa Kaltim Goes to IKN 2025, Perkuat Peran Insinyur Muda Menuju Kaltim Generasi Emas

Institut Teknologi Kalimantan berpartisipasi dalam Mahasiswa Kaltim Goes to IKN 2025 sebagai wujud komitmen menyiapkan insinyur muda yang berintegritas, kompeten, dan berdaya saing untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara.

a few mins ago
Butuh Bantuan? Tanya Kami