Pelatihan Pembuatan Kapal Kayu oleh Dinas Perindustrian

by | Sep 24, 2019 | Berita-ITK

Balikpapan – Antusiasme masyarakat pengrajin kapal di desa pulau sewangi, kecamatan Alalak, kabupaten Barito Kuala Kalimantan selatan dalam mengikuti pelatihan pembuatan kapal kayu yang diselengarakan oleh dinas perindustrian sangat tinggi, hal ini terlihat dalam sesi pelatihan yang berlangsung selama 5 hari (19-22 September 2019), beberapa diantara peserta terlihat sangat semangat dalam mengikuti pelatihan, beberapa peserta bahkan ada yang membawa dan mendemokan secara langsung perkakas dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk membuat kapal didepan instruktur.

Pelatihan yang digelar di Halaman kantor lurah desa Pulau sewangi menghadirkan peserta yang diikuti oleh sekitar 15 orang pengrajin kapal tradisional yang biasa disebut sebagai pengrajin kapal jukung atau kelotok khas provinsi Kalimantan Selatan. Pelatihan dibagi atas 2 tahapan, yang pertama selama tiga hari adalah pelatihan terkait tentang tata cara pembuatan kapal kayu dengan teknologi lines plan (19-20 Sept 2019), sementara untuk tahapan kedua adalah pelatihan terkait material kapal kayu (21-22 sept 2019) yang dibawakan oleh dinas perindustrian Kalimantan selatan.

Kegiatan Pelatihan yang pertama dengan tema pembuatan kapal kayu dengan metode lines plan ini menghadirkan dua orang narasumber, beliau adalah Suardi dan Alamsyah yang juga sebagai Dosen Teknik Perkapalan Kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK Kalimantan), Balikpapan Kalimantan Timur.

Program pelatihan berfokus pada pengenalan dan demo pengaplikasian pembuatan kapal teknologi Lines Plan di masyarakat pulau sewangi, menurut Suardi selaku instruktur pelatihan, proses pembuatan kapal kayu oleh masyarakat Indonesia selama ini masih didominasi dengan cara-cara yang tradisional, tahapan tahapan dalam proses pembuatan kapalnya masih berdasarkan pada kebiasaan turun temurun, hal ini berdampak pada tida efisiennya kapal yang dihasilkan. “Dikatakan teknologi sederhana karena metode pembuatan kapal yang digunakan masyarakat setempat adalah melalui tahapan pemasangan Kulit kapal dulu baru pemasangan Gading dan geladak”

“Kami mengenalkan teknologi pembuatan kapal Dengan Metode Lines Plan, dengan metode ini,  kapal yang dihasilkan akan menjadi lebih mudah dan efisien, kenapa efisien? Karena material kayu yang dibunakan bisa lebih sedikit, selain itu, Kestabilan kapal juga akan sangat baik karena berat antara sisi kanan dan kiri kapal juga seimbang,” jelas Suardi.

Pria Kelahiran Rappang (Sidrap) 32 tahun yang lalu ini juga menuturkan bahwa proses pembuatan kapal dengan menggunakan teknologi lines plan ini sebenarnya tidak sulit untuk diterapkan oleh pengrajin kapal, kapal yang dihasilkan juga cukup baik dengan tingkat stabilitas dan maneuver kapal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapal yang dibuat dengan cara tradisional. “alur pengerjaannya cukup sederhana, dimana tahapan pembuatan kapal metode lines plan diawali dengan pemasangan Lunas dulu, kemudian diikuti pemasangan Gading, selanjutnya gading ditempeli kulit kapal, kemudian pemasangan Galar dan selanjutnya papan geladak. Hal ini berbeda dengan metode yang digunakan masyarakat setempat, metode ini digunakan dalam pembuatan kapal-kapal niaga yang ukurannya mulai dari yang kecil hingga yang terbesar”

Bapak Haji Bani Selaku peserta pelatihan mengaku sangat senang dengan adanya pelatihan ini. “ilmu kami bertambah pak, terima kasih” jawabnya singkat.

Kegiatan dibuka oleh bapak Ir. Taufik selaku perwakilan dari Dinas Perindustrian Provinsi Kalimantan Timur didampingi dengan ibu Nurul Hidayah Selaku pejabat pelaksana Teknis kegiatan pada hari rabu 18 Sept 2019.

“Semoga kegiatan ini bisa memberikan manfaat untuk para peserta pelatihan, kedepan, apa yang telah dipraktekkan disini bisa diaplikasikan bapak-bapak sekalian di tempat bapak, dengan demikian, kegiatan ini tidak menjadi sia sia saja” ujar bapak Taufik kepada para peserta pelatihan.

“selain menggunakan kayu, kapal juga bisa dibuat dengan bahan fiber plastic, jika bahan baku kayu semakin mahal dan langka, maka untuk mensiasatinya bisa digantikan dengan material fiber yang lebih murah dan mudah dibuat” ujar alamsyah

 

Suardi

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content