Dari Ketuhanan, Bela Negara, Hingga Socio-Technopreneurship

by | Aug 14, 2017 | Berita-ITK

ITK News I SPIn-ITK

Balikpapan – Orientasi pengenalan dunia kampus bagi mahasiswa baru ITK bernama Silaturahmi, Pengenalan, dan Informasi (SPIn-ITK), telah usai pada Jumat, 11 Agustus 2017. Selama lima hari maba dibekali sejumlah materi yang diharapkan dapat membantu mereka bertransisi dari dunia sekolah menuju dunia perkuliahan.

Acara pun digarap serius. Tidak tanggung-tanggung, panitia SPIn ITK 2017 yang diketuai Achmad Ghozali ini bahkan mendatangkan seorang penemu inkubator Grashof, Prof. Dr. Raldi Artono Koestoer, DEA yang juga merupakan Guru Besar Teknik Mesin Universitas Indonesia.

Prof. Koestoer adalah sosok yang tidak asing di dunia medis Indonesia. Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman pun bersedia hadir memberi materi, meski di saat-saat terakhir berhalangan karena tugas negara dan digantikan Kolonel Inf. Ketut GWP, S.E yang merupakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Pangdam.

Materi-materi yang diberikan seperti kerohanian, Tata Kehidupan Kampus dan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di lingkungan ITK; Kegiatan dan Layanan Akademik; Tata Kelola Kegiatan Kemahasiswaan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat; Motivasi & Penguatan Karakter : “Meaningful Life”; Motivasi & Penguatan Karakter : “Know your potential & Life Action”; dan Pengenalan dan Temu civitas Program Studi.

“Kami ingin maba mendapatkan gambaran yang utuh tentang ke-ITK-an yang diwakili dari materi-materi yang diberikan.

Di hari pertama setelah upacara penyambutan, maba diajak mengikuti sesi bincang serius-tapi-santai “Inspiring Talk” yang dimoderatori Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Farid Nurrahman.

Dalam bincang tersebut, Koloner Ketut menekankan pentingnya sikap bela negara dan kecintaan kepada tanah air. “Kenali diri sendiri. Fokus pada tujuan. Jadilah pemikir strategis. Fokuslah belajar. Kenali lingkungan sekitar kita agar tidak menjadi ‘narrowminded’. Tingkatkan ketaqwaan kita. Cintai tanah air dengan berlandaskan Pancasila, UUD 1945. Bergotong royonglah untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Karena kita adalah bangsa pemenang!”

Sedangkan Prof. Koestoer mengajak maba untuk menjadi pribadi yang bermakna. Menurutnya sebagai akademisi, mahasiswa tidak hanya dituntut melakukan inovasi melalui riset yang terus-menerus. Tetapi juga harus memiliki jiwa sosial, sehingga nantinya karya yang diciptakan dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Tidak hanya berorientasi profit. Ia mengistilahkannya dengan socio-technopreneur,.

“Ilmu itu dari Allah, berbagilah. Saya ini cuma bikin satu alat, masa sih anda gak bisa bikin satu inovasi. Fokuslah. The magic of fokus. Lalu buatlah supaya bermakna. Jangan cuma berwacana melulu. Mulailah bertindak nyata. Turunkan keegoan. Mari kita tolong teman, saudara, keluarga kita yg sakit, cacat, marginal agar Indonesia lebih sejahtera dari sekarang. Jadilah bermakna!”

Selamat datang mahasiswa baru angkatan 2017 di kampus para pejuang kemajuan Indonesia, selamat belajar, selamat berkarya! SPECTA!

-end-

RJP I Humas ITK

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content