Health Boat, Solusi Layanan Kesehatan di Pulau-Pulau Terpencil

by | Dec 28, 2016 | Berita-ITK

ITK News Office │ Inovasi

Surabaya – Dosen-dosen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) mengembangkan sebuah prototipe kapal kesehatan (Health Boat) sebagai solusi layanan kesehatan di pulau-pulau terpencil di sekitar Kalimantan, seperti Derawan, Sangalaki, Kakaban, Maratua, Panjang, and Samama. Kapal yang didesain itu nantinya dilengkapi peralatan kesehatan dasar bagi dokter ke masyarakat di tempat yang notabene terisolasi dari dunia luar itu.

Penelitian yang dikepalai oleh Luh Putri Adnyani tersebut membuatnya lolos sebagai peserta dalam beberapa seminar nasional dan internasional. Pada 4 November 2016, gagasan Health Boat turut dipresentasikan dalam Konferensi Nasional Perubahan Iklim yang diadakan di ITK. Judul yang dipresentasikan ketika itu “Kajian Meteorologi dan Oseanografi Perairan Balikpapan-Tarakan sebagai Rute Health Boat untuk Pelayanan Kesehatan Pulau Terpencil Kalimantan”.

Begitu juga pada seminar internasional teknologi kemaritiman, “Marine Technology for Fulfilling Global Maritime Axis” yang diadakan Fakultas Teknologi Kelautan, ITS Surabaya, pada Kamis, 15 Desember 2016 lalu. Dalam seminar tersebut Luh beserta tim mempresentasikan judul: “Determining Health Boat Route to Improve Health Care for Small Islands in Derawan Archipelago Using Distance and Population Density Consideration”.

“Seminar-seminar tersebut juga sebagai sarana untuk menyempurnakan penelitian health boat dari masukan-masukan yang diberikan. Sehingga prototipe dan kapal yang dihasilkan nantinya benar-benar sesuai kebutuhan di lapangan,” ujar Luh.

Penyempurnaan dimaksud Luh meliputi penentukan rute kapal, menghitung tinggi gelombang yang merupakan variable dalam analisa kapal, penentuan ukuran utama kapal, mencari kapal pembanding hingga desainnya sendiri, dan lainnya.

Menurut Luh, ribuan pulau yang dimiliki Indonesia sebagian besar belum memiliki infrastruktur kesehatan yang memadai. “Kami ingin Health Boat ini sebagai solusi pelayanan kesehatan sementara, sembari menunggu pemerintah membangun infrastrktur kesehatan yang permanen”, katanya.

Luh dan timnya berharap penelitian yang kami lakukan ini dapat menginspirasi pemerintah pusat supaya “lebih memperhatikan pulau-pulau terpencil, transportasi laut” ujar dosen yang berasal dari Pulau Bali ini. Ia juga berharap penelitian ini juga semakin menggugah peneliti-peneliti lain untuk lebih sadar terhadap lingkungan khususnya biodiversitas laut.

Penelitian dosen-dosen Teknik Perkapalan ini didanai oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ITK tahun 2016.

Luh Putri Adnyani untuk Humas ITK

Editor: RJP

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content