Mahasiswa ITK Juara Lomba Kreatifitas Teknologi dan Inovasi 2018

by | Nov 28, 2018 | Berita-ITK

ITK News I Prestasi Mahasiswa

Balikpapan – Tiga Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) meraih Juara II pada Lomba Kreatifitas Teknologi dan Inovasi (Kreteknov) 2018 yang diselenggarakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan. “Alhamdulillah, senang sekaligus kaget, orang tua juga bangga,” kata Yusphie ketika ditemui di Kampus ITK, Rabu, 31 Oktober 2018. Penganugerahan piala dilakukan di Balai Kota Balikpapan, Selasa, 30 Oktober 2018.

 

Adhe Yusphie Teknik Mesin 2015, Dean Nugraha, Sistem Informasi 2015, dan Ocky Saputra Teknik Elektro 2015 berhasil mempresentasikan karya inovasi buatan mereka, sebuah alat pendeteksi cuaca ‘Cyclone for Environment (CYRON)’ dihadapan juri dan raturan peserta dari penjuru Kalimantan Timur. Selain piagam, dan piala, Adhe dan timnya berhasil membawa pulang uang sebesar 4 juta rupiah.

 

CYRON

 

Kreteknov adalah gelaran tahunan yang diadakan Bappeda Balikpapan dengan tujuan merangsang masyarakat untuk menggali ide dan penguasaan IPTEK yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan daerah melalui karya inovasi. Lomba Kreatifitas Teknologi Dan Inovasi Tahun 2018 kali ini terbagi dalam 5 kategori lomba yang dapat diikuti oleh 4 kategori peserta dengan total hadiah uang sebesar Rp 54.000.000,-.

 

Adhe menerangkan, CYRON merupakan ide lanjutan dari risetnya setahun lalu tentang cuaca pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Terdanai Kemenristekdikti. Berdasarkan pengamatannya, curah hujan di Kota Balikpapan terjadi secara tidak beraturan. Pada lokasi tertentu tertentu terkena hujan, di lokasi lain tidak. Menurutnya, dibutuhkan sebuah “early warning system” sehingga masyarakat kota dapat spesifik mengetahui titik-titik mana yang akan terjadi hujan, sebagai antisipasi jika ingin bepergian. “Bahkan dapat membantu nelayan, memutuskan apakah pada hari itu mereka akan melaut atau tidak, ” kata Adhe yang merupakan ketua tim. Pembagian tugasnya: Adhe di bagian teknis perancangan alat, Dean di bagian proses managemennya, dan Ocky di bagian kelistrikan.

 

Keikutsertaannya pada lomba tersebut didasari motivasinya membuktikan kepada dunia luar bahwa ia dan rekannya yang masih muda juga bisa mampu membuat sebuah karya/inovasi yang berguna bagi masyarakat.

 

“Pada CYRON, yang digerakkan secara mandiri oleh turbin angin, terdapat microcontroller yang berfungsi sebagai server untuk mendeteksi kelembaban, suhu, dan kecepatan angin di titik/lokasi tertentu,” ujar Adhe. Sebagai studi kasus, tim Adhe menempatkan CYRON di Pantai Monpera karena merupakan tempat yang banyak dikunjungi orang dan banyak terdapat angin. Proyeksinya akan ada 21 lokasi di Balikpapan yang ditempatkan.

 

“Data dari CYRON ini lalu dikirim ke komputer kami, sehingga kami bisa memprediksi bahwa dalam beberapa waktu ke depan akan terjadi hujan atau badai di lokasi tersebut”.

 

Dean lalu menambahkan, akurasi data yang didapat dari CYRON lebih spesifik dibandingkan data BMKG. “Ke depannya kami akan mengintegrasikannya dengan Google Maps, dengan sistem prakiraan cuaca BMKG, maupun dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk aplikasinya, sehingga masyarakat memanfaatkannya melalui telepon pintar mereka,” ujar Dean.

 

Dean dan timnya berharap CYRON dapat dikembangkan lebih lanjut tidak hanya untuk mempermudah  untuk nelayan, tapi juga untuk masyarakat luas. “Tidak ada niat untuk menyaingi BMKG, justru ingin membantu,” ujarnya.

 

Adhe, Dean, dan Ocky memang terbilang mahasiswa yang gigih dan aktif. Adhe misalnya, aktif sebagai pengurus di Kabinet Keluara Mahasiswa Bagian Ristek. Anak dari pasangan Rusmita dan Pranoto ini juga anggota di Young On Top Balikpapan, dan Forum Indonesia Muda (FIM). Setelah lulus dari ITK, Adhe berencana melanjutkan studi di Jerman atau Jepang di Bidang Robotika dan Pemrogaman Microcontroller. “Belajar dua disiplin ini sangat menantang sekaligus menyenangkan,” ujar Adhe yang bercita-cita sebagai ilmuwan dan insinyur robotika dan nano material.

 

 

Dean Nugraha, Sistem Informasi 2015, juga tak kalah garang. Selain kuliah, anak dari pasangan Petrus Sipahutar dan Diana Dahlan ini juga seorang pengurus KM ITK bagian Kajian Strategis yang aktif menggelar diskusi ilmiah di lingkungan Kampus ITK. “Saya suka memperkaya wawasan dan mengembangkan diri melalui berbagai aktifitas,” ujar Dean yang bercita-cita sebagai dosen di ITK. Karena itulah ia berencana melanjutkan studi di Queensland University of Technology, Australia, dengan fokus pada Proses Bisnis Management.

 

 

Mereka berpesan kepada mahasiswa lainnya untuk terus mencoba membuat inovasi, “jangan pernah takut untuk menghadapi ide sendiri. Jangan ragu dengan kemampuan untuk menjadikan ide menjadi kenyataan. Jika udah mencoba, kita akan tahu seluk beluknya, akan menjadi kebanggan tersendiri jika kita mampu berhasil membuatnya hingga tuntas.

-end-

Ridho Jun Prasetyo I Humas ITK

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content