Apa jadinya jika senyawa aktif dari tanaman herbal seperti kunyit bisa diekstraksi lebih cepat, lebih efisien, dan tanpa panas berlebih hanya dengan “api dingin” yang nyaris tak terlihat? Dian Mart Shoodiqin memperkenalkan teknologi plasma dingin sebagai solusi inovatif yang mampu mempercepat proses ekstraksi tanpa merusak kualitas bahan alami.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren global menunjukkan peningkatan minat terhadap metode ekstraksi bahan alam yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Metode tanpa pelarut kimia serta tanpa pemanasan berlebih menjadi fokus utama bagi peneliti di bidang pangan dan kesehatan. Menjawab tantangan ini, Dian Mart Shoodiqin mengembangkan penelitian tentang teknologi plasma dingin, khususnya tipe Dielectric Barrier Discharge (DBD). Namun, di Indonesia, penerapan teknologi ini pada bahan fungsional seperti kunyit (Curcuma longa) masih terbatas dan perlu dikembangkan lebih lanjut.
Plasma dingin tipe DBD bekerja layaknya “kilat mini” yang mampu mengubah sifat permukaan bahan tanpa menyebabkan kenaikan suhu yang signifikan. Ketika diaplikasikan pada serbuk kunyit, paparan plasma menciptakan peluang besar dalam meningkatkan kelarutan zat aktif di dalam air tanpa memerlukan pelarut kimia atau proses pemanasan yang bisa merusak kualitas senyawa bioaktif. Melalui risetnya, Dian menunjukkan bahwa plasma dingin dapat menjadi teknologi ekstraksi yang lebih aman, cepat, dan efisien.
Proses modifikasi gugus fungsi oleh plasma membuat kunyit menjadi lebih mudah larut dan lebih “ramah air”. Hasilnya, bahan ini menjadi lebih mudah diolah untuk kebutuhan industri pangan dan kesehatan, terutama pada produksi minuman herbal dan suplemen alami. Teknologi ini juga hemat energi dan dapat dikembangkan dengan sumber daya lokal, memperkuat kemandirian inovasi nasional di bidang teknologi bahan alam.
Plasma dingin bukan sekadar alat sterilisasi, ia adalah pintu menuju inovasi pengolahan bahan alam yang lebih cerdas dan berkelanjutan. Dengan riset yang terus dikembangkan, teknologi ini berpotensi besar untuk mendukung kedaulatan teknologi dan kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan.
MAN Insan Cendekia Paser Lakukan Kunjungan Studi Kolaboratif ke Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
Institut Teknologi Kalimantan (ITK) kembali menerima kunjungan studi kolaboratif dari MAN Insan Cendekia (IC) Paser
Prestasi gemilang kembali diraih oleh mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
STOP BULLYING: BERSAMA KITA CIPTAKAN KAMPUS YANG AMAN DAN BEREMPATI
CIPTAKAN KAMPUS YANG AMAN DAN BEREMPATI