Program Makan Bergizi Gratis, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Makan Siang Gratis, merupakan inisiatif yang dilaksanakan oleh 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia. Dengan dana sebesar Rp10.000 per porsi, program ini bertujuan untuk memberikan makanan bergizi yang terjangkau bagi anak-anak dan remaja di berbagai wilayah.

Dilaporkan oleh Tempo pada 9 Januari 2025, setiap porsi makanan yang disajikan dalam program ini telah dirancang dengan cermat untuk memenuhi standar kebutuhan gizi harian. Program ini mengutamakan empat komponen utama dalam setiap porsi makanan, yakni makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Berikut adalah gambaran rinci mengenai komponen makanan yang disediakan:

1. Makanan Pokok (Nasi)

Dalam program ini, porsi nasi yang disarankan adalah 150 gram, yang setara dengan tiga centong nasi. Sebagai alternatif pengganti nasi, masyarakat bisa memilih kentang (300 gram) atau mie kering (75 gram). Karbohidrat, yang terkandung dalam nasi, kentang, dan mie, berfungsi sebagai sumber utama energi untuk tubuh, sehingga penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup.

2. Lauk Pauk

Lauk pauk dalam program ini dapat terdiri dari protein hewani atau nabati. Pilihan lauk hewani yang disarankan meliputi 75 gram ikan kembung, 2 potong ayam tanpa kulit (80 gram), 1 butir telur ayam besar (55 gram), atau 2 potong daging sapi (70 gram). Bagi mereka yang memilih sumber protein nabati, alternatifnya adalah 100 gram tahu atau 2 potong tempe (50 gram). Protein, baik yang bersumber dari hewani maupun nabati, sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel tubuh.

3. Sayuran

Sayuran yang disajikan dalam program ini disarankan memiliki bobot 150 gram, setara dengan satu mangkuk sedang. Sayuran mengandung berbagai vitamin, mineral, dan serat yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan dan mendukung sistem imun tubuh.

4. Buah-Buahan

Untuk melengkapi porsi makanan, buah-buahan yang disarankan adalah 2 potong sedang pepaya (150 gram), 2 buah jeruk sedang (110 gram), atau 1 buah pisang ambon kecil (50 gram). Buah-buahan kaya akan vitamin C dan antioksidan yang mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Apakah Program Ini Sudah Memenuhi Standar Gizi?

Menurut Dr. Luciana B. Sutanto, seorang dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, porsi makanan dalam program Makan Siang Gratis ini sudah memenuhi standar gizi yang diperlukan untuk sekali makan. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, anak-anak berusia 7-9 tahun membutuhkan sekitar 1.650 kalori per hari, anak berusia 10-12 tahun membutuhkan sekitar 1.900-2.000 kalori per hari, dan remaja berusia 13-18 tahun membutuhkan sekitar 2.100-2.650 kalori per hari. Dengan porsi yang diberikan, setiap anak atau remaja akan mendapatkan asupan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kalori dan gizi harian mereka.

Dr. Luciana menambahkan bahwa porsi makanan yang disediakan sudah mencakup kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Program ini tidak hanya memenuhi standar makanan sehat, tetapi juga menciptakan pola makan yang seimbang bagi masyarakat.

Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

Program Makan Bergizi Gratis ini sangat bermanfaat bagi anak-anak dan remaja, yang membutuhkan gizi optimal untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Dengan harga yang terjangkau, program ini juga membantu keluarga yang kesulitan menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak mereka.

Tidak hanya itu, program ini juga berkontribusi dalam mengatasi masalah kekurangan gizi yang masih terjadi di beberapa wilayah. Dengan menyediakan makanan yang sudah terjamin kandungan gizinya, diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan masalah gizi buruk lainnya di Indonesia.

Secara keseluruhan, Program Makan Bergizi Gratis ini menjadi langkah positif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia, terutama bagi anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Diharapkan, program ini dapat terus diperluas sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa menikmati manfaatnya.

Sumber: Tempo, 9 Januari 2025.