Siapa sangka, kulit pisang kepok yang sekilas sebagai sampah tidak berguna bisa disulap menjadi listrik. Tidak membutuhkan teknologi yang mahal, hanya dengan mengubah menjadi arang aktif, listrik dapat dihasilkan pada prototipe bernama superkapasitor.

Kenapa Pisang Kepok Kaltim Bisa Jadi Masalah?

Tingginya jumlah tanaman pisang di Kalimantan Timur menimbulkan peningkatan limbah kulit pisang dari hasil panen. Hal ini didukung pula dengan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengenai penanaman seribu bibit tanaman pisang kepok grecek, sehingga penggunaan kulit pisang kepok sebagai bahan baku utama superkapasitor menjadi alternatif yang tepat.

Superkapasitor: Baterai Masa Depan, Solusi Dua Masalah Lingkungan!

Sesuai dengan isu peningkatan limbah kulit pisang kepok, prototipe superkapasitor merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Prototipe superkapasitor adalah pengembangan lanjutan dari baterai lithium ion yang sering digunakan. Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada performa superkapasitor yang jauh lebih unggul.

Dampak positif yang dirasakan masyarakat melalui inovasi ini ada dua:

1. Mengurangi limbah kulit pisang kepok.
2. Mengurangi limbah baterai lithium karena masyarakat dapat beralih menggunakan superkapasitor. Limbah baterai lithium ion sendiri merupakan limbah B3 yang sangat berbahaya bagi lingkungan.

Fakta menarik lainnya adalah bahwa superkapasitor memiliki usia pemakaian yang lebih panjang daripada baterai lithium ion.

Hijaukan Lingkungan, Manfaatkan Limbah!

Limbah kulit pisang kepok membuktikan dirinya sebagai sumber energi listrik yang tersembunyi. Mari kita ciptakan lingkungan hijau dengan inovasi-inovasi unggul.