Detail Berita

Tak Pernah Sendiri: Kisah Iqbal, Wisudawan Cumlaude yang Dibentuk oleh Ketekunan dan Cinta Keluarga

Humas ITK 18 November 2025 10.27
Example_News.webp
Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini:

Balikpapan  -  Setiap mahasiswa memiliki perjalanan yang berbeda. Ada yang berlari cepat sejak awal, ada pula yang berjalan pelan sambil terus mencari arah. Namun, kisah Iqbal wisudawan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dengan predikat cumlaude adalah potret sebuah perjalanan sunyi yang penuh keraguan, kerja keras, dan cinta keluarga yang tidak pernah tampak di panggung. “Bahagia, tetapi terasa seperti menutup bab yang begitu penting.” Itulah kalimat pertama yang keluar dari Iqbal ketika ditanya bagaimana perasaannya saat akhirnya resmi menjadi wisudawan ITK. Ada senyum yang lebar, tapi juga ada keharuan yang sulit disembunyikan. Baginya, wisuda bukan hanya selebrasi, melainkan sebuah akhir dari proses panjang yang ditemani tawa, air mata, dan pembelajaran hidup yang tidak tergantikan.

Ibu sebagai Pelita, Ayah sebagai Langkah

Ketika ditanya siapa sosok yang paling memberi semangat selama kuliah, Iqbal tidak ragu menyebut kedua orang tuanya. “Terutama Ibu yang tidak pernah lelah mengingatkan untuk belajar yang rajin dan tetap berdoa,” tuturnya. Namun ada cerita lain yang membuat banyak orang yang mendengar menjadi terdiam: selama empat tahun kuliah, Iqbal diantar jemput hampir setiap hari oleh keluarganya karena ia belum bisa mengendarai motor. “Saya malu sebenarnya. Tapi itu mengingatkan saya bahwa saya tidak pernah benar-benar berjuang sendirian.” Sebuah pengorbanan kecil bagi keluarga, tetapi besar artinya bagi perjalanan seorang anak menuju kelulusan.

Perjalanan yang Tak Terlupakan: Lomba ke ITB

Dari sekian banyak pengalaman, satu momen paling membekas bagi Iqbal adalah ketika ia pertama kali terbang keluar Kalimantan untuk mengikuti lomba di Institut Teknologi Bandung. Tidak hanya membuka wawasannya, pengalaman itu membuatnya sadar bahwa dunia akademik begitu luas. “Bertemu mahasiswa yang jauh lebih cerdas, bahkan jenius, membuat saya belajar untuk tetap humble dan tidak cepat puas.”

Titik Terberat: Ketakutan Akan Ketidakmampuan Saat Tugas Akhir

Seperti banyak mahasiswa lain, Tugas Akhir menjadi titik paling berat. Bukan karena sulitnya materi, tetapi karena perasaan inferior yang muncul setiap kali melihat perkembangan teman-temannya. “Saya overthinking. Kadang merasa judul saya tidak cukup bagus. Tapi ternyata, yang penting adalah bagaimana kita mau terus bergerak.” Namun dari masa tersulit itulah ketangguhan Iqbal terbentuk perlahan, tetapi pasti.

Lomba dan Asistensi: Ruang yang Membentuk Karakter

Iqbal menyebut dua kegiatan yang benar-benar membentuknya: mengikuti lomba dan menjadi asisten dosen. Dari lomba, ia belajar bersaing secara sehat. Dari asistensi, ia belajar kerendahan hati dan tanggung jawab. “Keduanya mengajarkan saya untuk tidak cepat puas, tapi juga tidak membandingkan diri secara berlebihan.”

Tips Belajar dari Iqbal: Belajar Itu Proses, Bukan Sprint

Ketika diminta berbagi tips, Iqbal memberikan jawaban yang sederhana namun sangat bermakna: “Take your time to think.” Menurutnya, tugas sekecil apa pun harus dikerjakan sambil memahami proses di baliknya. Tidak buru-buru, tidak hanya mengejar selesai. “Belajar itu tidak bisa kebut semalam. Harus dipupuk dari kelas, dari tugas kecil, dari waktu-waktu senggang.”

Kisah yang Layak Dikenang

Perjalanan Iqbal adalah cermin bagi mahasiswa ITK lainnya: bahwa kerendahan hati, konsistensi, dan penghargaan terhadap proses jauh lebih penting daripada sekadar hasil akhir. Prestasi cumlaude yang ia raih bukan hanya buah kecerdasan, tetapi buah dari keluarga yang setia mendukung, keberanian untuk mencoba, dan kemampuan untuk bangkit dari rasa takut. Kisah ini bukan hanya tentang kelulusan tetapi tentang pertumbuhan. Tentang bagaimana seseorang belajar percaya pada dirinya sendiri, selangkah demi selangkah.

Semoga cerita Iqbal menginspirasi mahasiswa ITK untuk terus berjalan, meski perlahan, karena setiap langkah sekecil apa pun adalah bagian dari perjalanan menuju masa depan.

Berita Terbaru

Example_News.webp Berita

Tim SANDAY ITK Lolos KMI Award 2025 di Magelang

SANDAY merupakan usaha rintisan kuliner yang dikembangkan di bawah pendampingan Inkubator Bisnis Teknologi ITK

Example_News.webp Berita
a few mins ago
Butuh Bantuan? Tanya Kami