Pelaksanaan SNMPTN 2019 Berjalan Lancar, ITK Terima Camaba Dari Wilayah 3T

by | May 30, 2019 | Berita-ITK

ITK News I SNMPTN

Balikpapan – Pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Tahun 2019 berjalan lancar. Sejumlah 434 calon mahasiswa baru dari jalur ini 80 persen di antaranya berasal dari sekolah menengah atas di Kalimantan Timur. Sedangkan selebihnya dari provinsi lainnya di Kalimatan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, Halmahera, hingga Ternate/Maluku.

 

“Kami senang terutama karena ada calon mahasiswa baru yang berasal dari Kabupaten Mahakam Hulu yang termasuk wilayah 3T (tertinggal, terpencil dan terluar) di Kaltim,” kata Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru ITK, Andi Idhil Ismail di Kampus ITK, Rabu, 29 Mei 2019. Hal tersebut, menurut Andi, menandakan informasi tentang keberadaan ITK telah sampai pada wilayah yang perlu mendapatkan afirmasi. Dosen Teknik Mesin ITK ini berharap di tahun-tahun berikutnya ada perwakilan mahasiswa dari seluruh wilayah Indonesia.

 

Selain lancar, Andi juga menilai seleksi berjalan lebih efisien karena tim panitia telah mengembangkan sebuah program komputer yang memudahkan seleksi data peserta. “Semuanya data yang masuk, yang kami terima dari panitia Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi /LTMPT, kami klasifikasi, dan urutkan berdasarkan parameter seperti nilai raport, prestasi, akreditasi sekolah siswa tersebut, yang mengindikasikan kemampuan calon mahasiswa tersebut untuk bisa mengikuti perkuliahan di ITK yang cukup kompetitif, “ujar Andi.

 

Hal senada disampaikan Ketua Panitia SNMPTN 2019 ITK, Menasita Mayantasari. ITK telah membuka penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN sejak 2016. Menurutnya seleksi mahasiswa baru ITK melalui jalur SNMPTN tahun ini lebih sulit karena ada kebijakan baru ITK, yakni peserta yang boleh mendaftar hanyalah lulusan SMA/SMK/MA dari jurusan atau bidang IPA saja.

 

“Ini merupakan hasil evaluasi internal kami bahwa mahasiswa tahun sebelumnya dengan latar belakang jurusan IPS/Bahasa di SMA/SMK nya, cenderung lebih sulit mengikuti perkuliahan di ITK yang notabene adalah sains dan teknologi.”

 

Selain itu, terdapat kebijakan baru dari LTPMT yakni para calon mahasiswa yang diterima di PTN melalui SNMPTN tidak boleh mengambil SBMPTN. Selain memiliki nilai raport semester 1 sampai semester 5 yang baik dan prestasi di tingkat provinsi, nasional, internasional, ITK juga mempertimbangkan peserta yang ketika SMA menjadi ketua osis dan wakil ketua osis.

 

“Karena keberhasilan mahasiswa ketika kuliah, tidak hanya mengandalkan kemampuan intelektual akademis saja, namun juga kemampuan berorganisasi. Ini semua menjadi nilai plus,” ujar Dosen Program Studi Fisika ini.

 

Adapun Vridayani Anggi, Ketua Tim Verifikatur Daftar Ulang Penerimaan Mahasiswa Baru ITK mengeluhkan selang waktu antara pengumuman kelulusan SNMPTN, kelulusan SMA/SMK dan tenggat waktu yang diberikan LTMPT kepada perguruan tinggi untuk melakukan daftar ulang bagi para calon mahasiswa yang lolos SNMPTN di PTN tujuan.

 

“Waktunya begitu mepet. Karena ada beberapa calon mahasiswa baru ITK yang berasal dari daerah pedalaman memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyiapkan berkas-berkas daftar ulang seperti bukti penghasilan orang tua, dan lainnya, yang digunakan sebagai acuan untuk menghitung biaya kuliah atau Uang Kuliah Tunggal (UKT) calon mahasiswa tersebut.

 

“Ke depan kami menyarankan perlu ada komunikasi antara LTMPT, Kemendikbud yang membawahi SMA/SMK, dan PTN pada penyusunan waktu tahapan SNMPTN, sehingga semua pihak dapat menjalankan tugasnya masing-masing,” ujar Anggi yang juga Dosen Program Studi Teknik Industri ITK ini.

-end-

Ridho Jun Prasetyo I Humas ITK

 

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content