Ibu Kota Nusantara, 7 September 2025 — Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Teknologi Kalimantan (ITK) kembali mengukir prestasi gemilang di tingkat nasional. Tim yang beranggotakan 39 orang terdiri dari 38 penyanyi, satu konduktor, dan satu official berhasil meraih Gold Medal dan masuk babak Grand Prix di ajang Nusantara International Choir Folk Festival 2025 yang diselenggarakan di Gedung Kemenko 3, Ibu Kota Nusantara.

Perjalanan PSM ITK di festival ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 3 hingga 7 September 2025. Kompetisi yang diikuti oleh 20 tim paduan suara dari berbagai daerah di Indonesia ini memperlombakan tiga kategori: Youth Choir, Mixed Choir, dan Folk Song. PSM ITK sendiri berkompetisi di kategori Youth Choir.

Selain perlombaan, tim juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pendukung, seperti festival budaya, penanaman pohon, meet the jurors, dan forum kebudayaan.

Perjuangan Tanpa Henti dan Latihan Singkat

Perjuangan tim dimulai jauh sebelum hari-H. Latihan intensif sudah dijalani sejak 15 Juli 2025, yang berarti mereka hanya memiliki waktu sekitar 50 hari. Dengan konduktor Aksel Reynard Panjaitan dan official Federiko Abriansyah Kasan memimpin, tantangan terbesar bukan hanya persiapan lagu, tetapi juga masalah pendanaan. Dengan biaya yang sangat besar untuk memberangkatkan 39 orang, tim melakukan banyak usaha untuk mengupayakan partisipasi. Mulai upaya mencari sponsor, membuat pertunjukan seni dijalan, serta mengajukan bantuan dana dari pihak kampus.

Yang lebih membanggakan, persiapan ini dilakukan secara mandiri oleh pengurus UKM PSM ITK tanpa pelatih tetap. Ini menunjukkan semangat dan dedikasi luar biasa dari seluruh anggota.

Pada babak penyisihan, PSM ITK membawakan dua lagu andalannya: "Locus Iste" karya Anton Bruckner dan "Paris Barantai" aransemen Ken Steven.

Kejutan di Babak Grand Prix

Momen paling dramatis terjadi saat pengumuman tim yang lolos ke babak Grand Prix (Grand Final). Awalnya, tim PSM ITK merasa kurang percaya diri karena lawan yang dihadapi adalah tim-tim kuat. Mereka bahkan tidak sempat melatih lagu baru yang harus disiapkan untuk babak ini.

"Kami hanya setor program lagu untuk babak Grand Prix tanpa melatih lagu tersebut. Saat nama 'PSM Institut Teknologi Kalimantan' disebut oleh dewan juri, kami sangat kaget dan bersyukur," ungkap salah satu anggota tim.

Dengan semangat pantang menyerah, mereka berhasil belajar satu lagu baru, "Rosas Pandan" aransemen George G. Hernandez, hanya dalam satu malam (sekitar 4 jam). Lagu ini seharusnya membutuhkan waktu latihan setidaknya satu bulan. "Secara mengejutkan, kami berhasil melakukannya!" tambahnya.

Pada babak Grand Prix, PSM ITK menampilkan lagu "Rosas Pandan" dan kembali membawakan "Paris Barantai". Berkat kerja keras dan perjuangan ini, PSM ITK berhasil meraih posisi ke-4 di babak Grand Prix dan mendapatkan Gold Medal.

Prestasi ini membuktikan bahwa dengan semangat juang, kerja keras, dan kekompakan, keterbatasan tidak menjadi halangan untuk meraih prestasi tertinggi.