Belajar dari BMKG

by | Nov 25, 2016 | Berita-ITK

ITK News Office│Kuliah Lapangan

Balikpapan – Pada Rabu, 16 November 2016 Program Studi Matematika ITK melakukan kuliah lapangan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan. Kegiatan ini diikuti 23 mahasiswa dari Program Studi Matematika angkatan 2013, 2014, dan 2015 serta didampingi oleh lima dosen. Langit mendung disertai hujan gerimis tidak menurunkan semangat mahasiswa – mahasiswi dalam mempelajari hal-hal baru di BMKG.

Dalam kuliah lapangan ini, dosen serta mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok agar dapat lebih efisien dalam penyampaian materi dari Tim BMKG. Secara bergantian, setiap kelompok mengunjugi bagian operasional BMKG yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu teknisi, observasi, dan analis.

Hal pertama yang dilakukan dalam sistem operasional BMKG adalah pengambilan data oleh teknisi di Taman Alat Meteorologi (Met Garden). Taman ini dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh WMO (World Meteorogical Organization). Alat-alat yang ada di Met Garden ini rata-rata berupa alat konvensional dan semi automatic, di antaranya sangkar meteorologi, Oven Pan Evaporimeter, Campbell Stocks (bola kaca), ombrometer, penakar hujan hellman, ARWS (Auto Rain Water Sampler), dan Anemometer.

Sangkar meteorologi merupakan alat yang mengukur suhu dan kelembapan. Pengamatan dilakukan setiap tiga jam sekali dan hanya membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca data dari alat ini. Ada juga Oven Pan Evaporimeter yang terdiri dari banyak alat yang memiliki fungsi masing-masing, seperti termometer apung yang berfungsi untuk mengukur suhu air, alat pengukur tinggi permukaan yang berfungsi untuk menjaga kestabilan air di dalamnya, serta cup counter anemometre yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, dan lain-lain.

Pada bagian observasi, materi disampaikan oleh salah seorang petugas BMKG, Endang, selaku observer yang sedang bertugas. Beliau menyampaikan bahwa data yang telah diambil oleh tim teknisi akan diberikan langsung ke observer. Mulai dari data arah angin yang bergerak hingga pergerakan gempa bumi juga diamati. Pengamatan ini dilakukan oleh observer setiap setengah jam sekali. Setelah proses pengamatan ini, maka selanjutnya data akan dianalisa oleh forecaster.

Pada bagian analis, Puguh yang bertugas sebagai forecaster atau ‘peramal cuaca’ mengatakan, tugas yang dilakukan oleh para forecaster adalah menentukan perkiraan cuaca harian yang disebarluaskan melalui media cetak, internet, dan media sosial. Peramal cuaca juga melakukan pelayanan flag document yang wajib dimiliki oleh semua maskapai penerbangan sebelum terbang agar dapat mengetahui kondisi cuaca bandara yang ditinggalkan, rute perjalanan, serta kondisi cuaca bandara yang dituju. Beliau juga menjelaskan secara singkat cara memprediksi cuaca yang dianalisa dengan beberapa parameter, seperti RH (Relative Humaidity) kelembapan, angin, arah angin, satuan air, tekanan udara, suhu, hingga energi. Analisa ini dilakukan setiap tiga jam sekali.

Dari kuliah lapangan ini, ada begitu banyak pelajaran yang didapat, terlebih pengaplikasian ilmu matematika di dalam dunia BMKG yang lebih banyak ke arah forecasting (peramalan) serta pemodelan. Diharapkan untuk ke depannya kerjasama antara Program Studi Matematika ITK dengan pihak BMKG dapat berjalan secara berkelanjutan seperti pengadaan kuliah lapangan, Kerja Praktik, serta penelitian Tugas Akhir.

Fristaline Ayu Nugraeny untuk Humas ITK

 

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content