ITK Finalis Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional

by | Nov 22, 2016 | Berita-ITK

ITK News Office I Kompetisi Mahasiswa

Balikpapan – Kabar gembira datang dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Tiga mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) lolos sebagai finalis Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) Tahun 2016. Mereka adalah David Christover dari Prodi Teknik Elektro angkatan 2015, Lucky Dwi Saputra dari Teknik Elektro 2015, dan Thoriq Ghufron dari Teknik Perkapalan 2013.

Lucky, David, dan Thoriq yang tergabung dalam tim Enggang Borneo akan berlomba dalam kategori Autonomous Surface Vehicle (ASV) atau Kapal Autonomous dengan sensor identifikasi warna. Bersama 32 tim lain dari perguruan tinggi se-Indonesia, mereka akan mengikuti babak final yang akan diselenggarakan pada 30 November hingga 1 Desember 2016 di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

“Kami ingin mengharumkan nama ITK di tingkat nasional,” kata Lucky dengan nada optimis. Ia berkeyakinan bahwa keadaan ITK sebagai PTN baru bukan menjadi alasan untuk tidak bisa bersaing dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang lebih dulu berdiri.

Untuk lolos menjadi finalis bukan perkara mudah. Lucky dan kawan-kawan harus mengalahkan ratusan peserta dalam dua babak sebelumnya.

Tim pun berbagi tugas. Lucky bertindak sebagai programing, David yang menangani bagian mesin dan kelistrikan, dan Thoriq sebagai arsitek yang mendesain prototipe kapal agar menunjukkan performa maksimal.

Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Didin Wahidin dalam keterangan resminya menyatakan KKCTBN atau Roboboat adalah kontes nasional tahunan yang diselenggarakan untuk menguji kreativitas mahasiswa dalam mendesain badan kapal, menetapkan prinsip engine matching dan merancang sistem otomasinya. Sistem penilaian kontes diberikan berdasarkan penguasaan medan atau lintasan yang dilalui oleh kapal.

KKCTBN 2016 adalah penyelenggaraan yang keempat, setelah pada 2012 diadakan di Universitas Diponegoro. Tema yang diangkat tahun ini adalah Robot Kapal untuk Rescue atau mitigasi bencana nasional. Kategori lain yang dilombakan yakni Electric Remote Control (ERC) atau Kapal cepat dengan sistem manual, dan Fuel Engine Remote Control (FERC) atau Kapal cepat Fuel Engine. Perbedaan penting dari ketiga kategori tersebut terletak pada sistem otomasinya.

David menjelaskan, spesifkasi kapal “Enggang Borneo” yang mereka tandingkan akan menggunakan sensor pixy cam yang dapat mendeteksi objek bisa mengindentifikasi warna yang selanjutnya diolah dalam image processing. Pemanfaatan metode visual measuring dan image processing yaitu pengenalan pola dan warna digunakan ke dalam pemrograman kapal ini menggunakan software Arduino IDE dan Pixy Mon.

Tipe kapal Catamaran Enggang Borneo dipilih sebagai roboboat berjenis autonomous yang mempunyai dua lambung kapal dan dihubungkan dengan bridge deck untuk mengangkut lebih banyak korban pada saat evakuasi sesuai dengan tema tahun ini adalah robot kapal untuk penyelamatan.

Kapal catamaran dipilih karena mempunyai stabilitas yang lebih baik daripada kapal monohull. Kapal ini mempunyai panjang keseluruhan 1,2 meter, lebar 0,5 meter, tinggi/kedalaman 0,3 meter dan berat displacement sebesar 9,7 kilogram. Dalam perancangan sistem kapal, digunakan dua buah motor brushless inrunner 2726 kV yang diletakan pada bagian buritan kapal, dan dua jenis propeller yaitu Clock Wise dan Counter Clock Wise yang berdiameter 4 milimeter.

Ketika ditanya strategi untuk memenangkan kontes, mereka kompak menjawab, “kami akan berikan yang terbaik untuk kampus tercinta. SPECTA!”

Semoga. Amin.

MMY, CRN, RJP I Humas ITK

Bagikan Yuk :
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Skip to content