Detail Berita

Bijak Membaca Label Pangan: Dosen ITK Ajak Masyarakat Tak Asal Percaya Klaim ‘Bebas’”

Humas ITK 24 Oktober 2025 11.39
Example_News.webp
Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini:

Balikpapan, — Di tengah tren hidup sehat yang makin populer, istilah gluten-free kini mudah dijumpai di kemasan produk, menu restoran, hingga unggahan media sosial. Namun, tidak semua orang memahami apa sebenarnya gluten dan siapa yang benar-benar perlu menghindarinya. Menanggapi hal ini, dosen Teknologi Pangan Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Siti Munfarida, S.T., M.T., memberikan penjelasan ilmiah sekaligus edukatif agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapi tren konsumsi bebas gluten.

“Gluten adalah protein alami yang terdapat pada gandum, jelai, dan sejenisnya. Zat ini berfungsi memberi tekstur  kenyal pada roti dan pasta,” jelas Siti Munfarida.  “Namun, bagi penderita penyakit Celiac atau alergi gandum, gluten memang harus dihindari karena dapat menimbulkan gangguan usus halus pada celiac aja (karena berupa autoimun), yg alergi, dapat menimbulkan berbagai reaksi alergi, seperti gatal, bengkak, smapai sesak nafas.”

Tidak Semua Perlu Bebas Gluten

Lebih lanjut, Ida menjelaskan bahwa bagi masyarakat umum, gluten tidak berbahaya. Mengikuti diet bebas gluten tanpa alasan medis justru dapat menimbulkan risiko kekurangan gizi. “Banyak orang yang ikut-ikutan diet gluten-free tanpa memahami risikonya. Padahal, mereka bisa kekurangan serat, zat besi, dan vitamin B kompleks,” ujarnya. Selain gluten, label pangan seperti dairy-free, sugar-free, dan vegan juga semakin populer. Namun, menurutnya, kata “bebas” jangan mudah percaya pada klaim, lebih baik cek langsung pada label kemasan dan pastikan aman sesuai kondisi setiap individu

“Produk gluten-free bisa saja untuk memperbaiki tekstur dan rasa. Jadi, penting bagi konsumen untuk membaca label secara menyeluruh dan menyesuaikannya dengan sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan setiap individu, makanan apa yang boleh dan tidak. Setiap individu perlu menjadi konsumen cerdas, mulai dari diri sendiri, dengan mengenali kebutuhan konsumsi pribadi,” tegasnya.

Cerdas Membaca Label Pangan: Ayo Cek KLIK!

Dalam kesempatan tersebut, Ida  juga mengajak masyarakat untuk menerapkan gerakan “Ayo Cek KLIK” sesuai arahan  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum membeli produk makanan atau obat.

Gerakan ini mengingatkan konsumen untuk memeriksa empat hal penting berikut:

 K – Kemasan: Pastikan tidak rusak, bocor, atau penyok.

 L – Label: Baca informasi gizi, komposisi, dan peringatan alergi.

 I – Izin edar: Cek nomor izin BPOM atau PIRT untuk memastikan legalitas produk.

 K – Kedaluwarsa: Jangan konsumsi produk yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

“Konsumen sering hanya fokus pada tulisan besar seperti ‘sehat’ atau ‘alami’. Padahal informasi penting justru ada di tabel gizi dan daftar bahan di bagian belakang kemasan,” tutur Ida. Menurutnya, kejujuran produsen dan ketelitian konsumen harus berjalan beriringan agar keamanan pangan tetap terjaga. Pemerintah melalui BPOM juga terus memperkuat pengawasan terhadap produk yang beredar di pasaran.

Edukasi Sehat dari Kampus untuk Masyarakat

Sebagai penutup, Bu Ida menekankan bahwa menjadi konsumen cerdas bukan sekadar mengikuti tren, tetapi memahami kebutuhan tubuh sendiri.“Kesehatan tidak diukur dari label ‘bebas sesuatu’. Yang terpenting adalah keseimbangan gizi dan pemahaman yang benar tentang pangan,” ujarnya.

ITK melalui Teknologi Pangan mengajak seluruh masyarakat untuk tidak mudah tergoda oleh tren sesaat. Jadilah konsumen yang kritis, selalu membaca label, dan kenali apa yang dibutuhkan tubuhmu. Karena kesehatan bukan tren, tapi komitmen jangka panjang.

 

Berita Terbaru

Example_News.webp Prestasi

Mahasiswa ITK Raih Juara 2 Kejuaraan Provinsi Karate Piala Gubernur Kaltim 2025

Mahasiswa ITK berhasil meraih Juara 2 Kejuaraan Provinsi Karate Piala Gubernur Kalimantan Timur 2025

Example_News.webp Penelitian dan Pengabdian

Inovasi dari Dapur: Menjinakkan Racun Tambang dengan Limbah Nanas dan Pepaya

Inovasi dari Ismi Khairunnissa Ariani, B.Sc., M.Sc. menghadirkan solusi ramah lingkungan untuk mengolah air asam tambang menggunakan limbah kulit nanas dan biji pepaya sebagai biokoagulan alami.

a few mins ago
Butuh Bantuan? Tanya Kami