Detail Berita

Biopellet RDF ITK: Mengubah Limbah Kota Menjadi Sumber Energi Berkelanjutan

Humas ITK 11 Juli 2025 13.00
  • Example_News.webp
  • Example_News.webp
  • Example_News.webp
  • Example_News.webp
Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini:

Tahukah Anda bahwa limbah rumah tangga yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir bisa diubah menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan? Biopellet RDF (Refuse-Derived Fuel) adalah inovasi energi terbaru yang mampu mengubah sampah menjadi sumber energi padat dengan nilai kalor tinggi, bahkan bisa menyaingi batu bara. Teknologi ini bukan hanya membantu mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menjadi solusi berkelanjutan dalam menghadapi krisis energi global. 

Dr.Eng. Lusi Ernawati dari ITK berhasil memimpin inovasi penting ini. Inovasi ini bukan hanya mengurangi tumpukan sampah, tetapi juga menjadi solusi energi berkelanjutan dengan nilai kalor tinggi yang setara batu bara.

Mengapa Biopellet RDF Penting?

Sejak Juli 2022, TPAS Manggar di Balikpapan telah memproduksi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) dari limbah organik untuk co-firing di PLTU Teluk Balikpapan. Namun, produksinya masih terbatas. Menanggapi krisis kapasitas TPAS dan dampak lingkungan sampah, Pemerintah Kota Balikpapan, didukung oleh ITK, menginisiasi konversi sampah menjadi energi terbarukan ini. Balikpapan, sebagai kota penyangga IKN, memerlukan solusi sampah yang juga mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. Biopellet RDF mengurangi volume sampah di TPAS dan dapat menggantikan bahan bakar fosil di berbagai industri, berkontribusi pada transisi energi bersih dan pembangunan berkelanjutan.

Apa Itu Biopellet RDF dan Tantangannya?

Biopellet RDF adalah bahan bakar padat yang dibuat dari limbah padat non-berbahaya melalui pemilahan, pengeringan, dan pemadatan. Konsep Waste to Energy ini mengubah sampah yang tidak bisa didaur ulang menjadi pelet berkalor tinggi yang bersih dan efisien, mirip dengan mengubah daun kering dan kertas bekas menjadi arang.

Meskipun menjanjikan, ada tantangan. Pembakaran RDF, terutama yang mengandung plastik, bisa menghasilkan dioksin dan furan berbahaya. Abu sisa pembakaran juga beracun. Regulasi SNI untuk RDF masih sukarela dan pengawasan emisi belum menyeluruh. Keterbatasan bahan baku limbah organik, kapasitas produksi yang belum optimal, dan kesiapan teknologi insinerator juga menjadi perhatian.

Peluang dan Fakta Menarik

Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah per tahun, 60% di antaranya berpotensi menjadi RDF. RDF memiliki nilai kalor 3.000-6.000 kkal/kg, setara batu bara muda, dan cocok untuk industri semen yang beroperasi pada suhu tinggi (1.200–1.500°C), efektif menghancurkan senyawa berbahaya. Beberapa pabrik semen besar di Indonesia sudah menggunakannya.

Pengembangan RDF selaras dengan Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan target pengurangan emisi NDC Indonesia, didukung oleh donor internasional seperti GIZ, JICA, dan World Bank. Proyek ini mendorong circular economy dan inklusi sosial, serta menciptakan lapangan kerja. Teknologi RDF terus berkembang, termasuk skala modular untuk limbah pertanian dan biomassa. Meskipun investasi awal tinggi, biaya operasional jangka panjang lebih hemat dibandingkan pengelolaan TPAS konvensional.

Masa Depan Biopellet RDF

Biopellet RDF adalah solusi transisi yang potensial untuk pengelolaan sampah dan pengurangan emisi karbon. Namun, keberhasilannya bergantung pada peningkatan kualitas bahan baku melalui pemilahan sampah, penguatan regulasi dan standar teknis, pengawasan emisi yang ketat, serta edukasi dan partisipasi masyarakat. Jika dikelola dengan tepat, RDF berpotensi menjadi bagian krusial dari strategi pengelolaan sampah nasional dan mendukung ekonomi rendah karbon. Pengembangan ini sangat mungkin dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir Sementara (TPAS) Balikpapan.


Berita Terbaru

Example_News.webp Berita

Fakultas Pembangunan Berkelanjutan Gelar GERMAS dengan Senam Ling Tien Kung

Fakultas Pembangunan Berkelanjutan ITK sukses menggelar kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan senam terapi Ling Tien Kung, dihadiri pimpinan kampus, sebagai komitmen membangun manusia yang sehat secara fisik dan mental.

Example_News.webp Prestasi

Mahasiswa ITK Raih Juara 3 Lomba Teknologi Tepat Guna Balikpapan Utara 2025 Lewat Inovasi Superkapasitor “SCANOT”

Dua mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Kalimantan (ITK) kembali menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Kecamatan Balikpapan Utara Tahun 2025. Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Pemeri

Example_News.webp Berita

Mahasiswa dari Seluruh Indonesia Kumpul di Sulsel untuk KKN Kebangsaan, ITK Ikut Berpartisipasi!

Mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia berkumpul di Sulawesi Selatan untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XIII yang berfokus pada wisata budaya, warisan dunia, dan pengabdian masyarakat, dengan partisipasi dari Institut Teknologi Kalimantan.

a few mins ago
Butuh Bantuan? Tanya Kami