Balikpapan, 27 Oktober 2025 - Fakultas Sains dan Teknologi Informasi (FSTI) Institut Teknologi Kalimantan (ITK) resmi meluncurkan FSTI Co-Learning Space dan English Speaking Zone, sebuah fasilitas baru yang dirancang untuk meningkatkan kreativitas, kolaborasi, dan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa. Kegiatan peresmian ini berlangsung di selasar lantai 1 Gedung B FSTI dan dihadiri oleh jajaran pimpinan ITK, perwakilan PT Telkom Indonesia, dosen, serta perwakilan mahasiswa dari berbagai jurusan.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum, Ir. Khakim Ghozali, S.T., M.T. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kehadiran Co-Learning Space dan English Speaking Zone sebagai bentuk nyata komitmen ITK dalam menciptakan lingkungan kampus yang inovatif, kolaboratif, dan berkelanjutan.
“Co-Learning Space dan English Speaking Zone bukan hanya sekadar fasilitas baru, tetapi juga ruang tumbuhnya ide, kreativitas, dan semangat belajar yang fresh bagi mahasiswa ITK,” ujar Pak Khakim dalam sambutannya. Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada PT Telkom Indonesia yang telah memberikan dukungan penuh dalam pembangunan fasilitas ini, terutama di area Gedung B ITK, melalui kerja sama yang telah terjalin sejak lama.
Kolaborasi antara ITK dan PT Telkom ini bukanlah kerja sama yang baru. Selama beberapa tahun terakhir, keduanya telah bersinergi dalam pengembangan infrastruktur digital dan teknologi pembelajaran, dan kini diperluas melalui pembangunan Co-Learning Space dan English Speaking Zone. Kehadiran ruang ini diharapkan mampu mendukung ekosistem pembelajaran yang aktif, modern, serta ramah terhadap kebutuhan mahasiswa dan civitas akademika ITK.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Dwi Nugroho Ihsanul Walad, selaku Senior Manager Regional SME Service PT Telkom Indonesia. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa bangganya dapat turut serta mendukung pengembangan fasilitas pembelajaran di ITK.
“Kami sangat senang bisa membantu mendorong kreativitas civitas akademika melalui hadirnya Co-Learning Space dan English Speaking Zone ini. Semoga ke depan PT Telkom bisa terus memberikan dukungan yang lebih luas bagi ITK,” ujar Pak Dwi Nugroho.
Ia menambahkan bahwa Telkom berkomitmen untuk berkontribusi tidak hanya dalam penyediaan jaringan digital, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan belajar yang modern, kolaboratif, dan inspiratif bagi generasi muda.
Fasilitas baru ini menggabungkan dua konsep utama: Co-Learning Space dan English Speaking Zone. Konsep Co-Learning Space mengedepankan suasana belajar yang nyaman, terbuka, dan penuh kreativitas. Area ini didesain dengan sentuhan alami, pencahayaan yang baik, serta nuansa hijau yang menenangkan, sehingga mahasiswa dapat berdiskusi, berinovasi, dan bekerja sama secara lebih produktif.
Sementara English Speaking Zone difungsikan sebagai ruang pembiasaan berbahasa Inggris. Mahasiswa diharapkan menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari di area ini, baik saat berdiskusi, membaca, maupun melakukan presentasi kecil.
Dengan pendekatan ini, ITK tidak hanya menghadirkan ruang fisik, tetapi juga menciptakan budaya akademik baru yang mendukung kemampuan global mahasiswa.
Puncak acara ditandai dengan prosesi pemotongan pita sebagai simbol peresmian Co-Learning Space dan English Speaking Zone. Prosesi ini dilakukan oleh Ir. Khakim Ghozali, S.T., M.T. didampingi oleh Dr. Adi Mahmud Jaya Marindra, S.T., M.Eng., Ph.D. selaku Dekan FSTI, serta perwakilan dari PT Telkom Indonesia sebagai sponsor utama pembangunan fasilitas tersebut.
Momen ini disambut meriah oleh seluruh peserta yang hadir. Setelah pemotongan pita, para tamu diajak berkeliling meninjau ruangan baru yang telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti meja belajar fleksibel, koneksi internet berkecepatan tinggi, dan area diskusi santai.
Dalam sambutan penutupnya, Dr. Adi Mahmud Jaya Marindra menegaskan harapan besar terhadap pemanfaatan ruang baru ini.
“Fasilitas ini tidak hanya sekadar tempat belajar, tetapi wadah bagi mahasiswa untuk berkembang, terutama dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris,” ungkapnya.
Beliau menjelaskan bahwa ide awal pembangunan Co-Learning Space dan English Speaking Zone muncul dari keprihatinan terhadap banyaknya mahasiswa yang menghadapi kesulitan pada tes bahasa Inggris menjelang kelulusan. Dengan adanya zona ini, mahasiswa diharapkan memiliki ruang yang nyaman dan mendukung untuk berlatih berbicara, berdiskusi, dan memperdalam kemampuan bahasa mereka secara aktif.
Selain itu, Pak Adi juga mengingatkan seluruh mahasiswa dan civitas akademika untuk sama-sama menjaga fasilitas yang telah diberikan agar tetap bersih, terawat, dan berfungsi maksimal dalam jangka panjang.
Peresmian FSTI Co-Learning Space dan English Speaking Zone menjadi langkah nyata ITK dalam mengembangkan lingkungan belajar yang modern, inklusif, dan berorientasi masa depan. Fasilitas ini mencerminkan nilai-nilai kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan yang terus dijunjung tinggi oleh kampus.
Kehadiran Co-Learning Space dan English Speaking Zone ini juga menjadi simbol keterbukaan ITK terhadap konsep pembelajaran baru yang tidak hanya berfokus pada ruang kelas, tetapi juga pada ruang interaktif yang mendukung pembelajaran informal dan kreatif.
Dengan dukungan penuh dari PT Telkom Indonesia, diharapkan fasilitas ini menjadi inspirasi bagi fakultas lain di ITK untuk menghadirkan ruang-ruang belajar serupa yang mendorong semangat belajar mandiri dan kolaboratif.
Acara ditutup dengan doa bersama dan sesi foto yang diikuti seluruh peserta, menciptakan suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan. Momen ini menandai dimulainya babak baru dalam perjalanan FSTI menuju lingkungan akademik yang lebih hijau, aktif, dan berdaya saing global.
Juara 2 Nasional dalam ajang Sharia Economic Competition 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ)
ITK Gelar Evaluasi SNPMB 2025 dan Apresiasi Sekolah Terbanyak Diterima
Kegiatan Evaluasi SNPMB ITK untuk menyongsong pelaksanaan SNPMB 2026 yang lebih adaptif
Bijak Membaca Label Pangan: Dosen ITK Ajak Masyarakat Tak Asal Percaya Klaim ‘Bebas’”
Tren konsumsi bebas gluten pada kemasan makanan