Cindy Lionita Agusty dikenal sebagai salah satu dosen di Program Studi Teknik Perkapalan ITK. Tapi siapa sangka, sosok yang kini berdiri di balik podium kelas, dulunya juga duduk di bangku yang sama seperti mahasiswa ITK hari ini. Berjuang, bertumbuh, dan bermimpi besar.

Perjalanan Cindy dimulai tahun 2016, ketika ia resmi menjadi mahasiswa Teknik Perkapalan ITK. Tapi baginya, ITK bukan hanya tempat menimba ilmu teknis. “Banyak sekali hal-hal lain yang saya dapatkan di ITK,” kenangnya. “Seperti soft skill, relasi, cara memecahkan masalah, cara menghadapi orang lain, dan banyak hal lainnya.” ITK mengajarkan lebih dari sekadar teori, ia belajar menjadi pribadi yang tangguh dan adaptif.

Lulus dari ITK bukan berarti perjalanannya usai. Cindy melangkah lebih jauh, melanjutkan studi magister di Universitas Hasanuddin, sambil mulai membangun kariernya. Ia menghadapi tantangan yang tidak mudah seperti materi kuliah yang kompleks, ditambah manajemen waktu yang menuntut, karena harus membagi diri antara belajar dan bekerja.

“Fokus jadi kunci,” ujarnya. Ia belajar menentukan skala prioritas dan menyeimbangkan kehidupan. Di sinilah skill yang ia bawa dari ITK menunjukkan manfaatnya public speaking, manajemen waktu, hingga pengalaman berorganisasi ternyata sangat membantu dalam mengelola aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa sekaligus profesional.

Kini, Cindy mengajar di tempat ia dulu belajar. “Pekerjaan saya sangat erat hubungannya dengan prodi saya dulu,” katanya bangga. Ia tak hanya berbagi ilmu, tapi juga semangat. Kepulangannya ke ITK adalah bentuk kontribusi dan dedikasi.

Untuk mahasiswa ITK yang bercita-cita studi lanjut, Cindy membagikan pesan sederhana tapi bermakna:

“Bangun relasi dengan setiap stakeholder dan lapisan masyarakat. Jaga keseimbangan hard skill & soft skill serta akademik dan non akademik. Jangan malu bertanya, minta bantuan. Jadilah orang yang bermanfaat. Kelola waktu dan ekspektasi masa depan dengan bijak.”

Kisah Cindy membuktikan satu hal: perjalanan kita tak pernah jauh dari tempat kita berasal. Terkadang, pulang adalah bentuk tertinggi dari pencapaian. Dan untuk kamu yang masih berproses, tenang saja, pelan-pelan tapi pasti, kamu juga akan sampai.