Dalam beberapa waktu terakhir, keluhan dari masyarakat terkait kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang dianggap bermasalah mulai mencuat. Sejumlah pengguna kendaraan mengalami penurunan performa mesin hingga kerusakan mendadak yang diduga kuat disebabkan oleh BBM yang terkontaminasi. Meski hasil investigasi resmi dari kepolisian dan Pertamina masih dinantikan, sejumlah indikasi teknis mulai terungkap ke permukaan.
Menurut Rizqy Romadhona Ginting, S.T., M.T., dosen Teknik Kimia di Institut Teknologi Kalimantan (ITK), permasalahan BBM umumnya disebabkan oleh kontaminasi dengan air, partikel solid seperti lumpur atau logam, serta hidrokarbon lain yang tidak sesuai. Selain itu, penggunaan BBM dengan nilai oktan (RON) yang tidak sejalan dengan rasio kompresi mesin kendaraan juga memperparah kondisi.
"BBM yang tercampur kontaminan dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna, penyumbatan sistem permesinan, hingga meningkatkan risiko korosi," jelas Rizqy.
Rizqy mengingatkan bahwa jika masalah ini tidak segera ditangani, konsumen akan mengalami kerugian besar, baik secara materiil maupun non-materiil. Biaya perbaikan, penggantian suku cadang, hingga waktu dan aktivitas yang terganggu menjadi beban yang berat bagi masyarakat. Lebih jauh, ia menilai bahwa kondisi ini dapat menggerus kepercayaan publik terhadap Pertamina sebagai penyedia utama bahan bakar nasional.
"Pertamina perlu menggandeng laboratorium independen serta institusi akademik untuk melakukan investigasi menyeluruh. Sampling dan analisa laboratorium sangat penting untuk menelusuri sumber permasalahan," tegasnya.
Dari sudut pandang teknik kimia, BBM yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan ketidakseimbangan proses pembakaran. Mesin tidak dapat menghasilkan tenaga secara optimal, dan konsumsi bahan bakar menjadi tidak efisien. Selain itu, heating value BBM yang menurun akibat kontaminasi berdampak pada jarak tempuh kendaraan per liter BBM yang berkurang drastis.
“Ketika BBM tercampur air dan membentuk emulsi—yang terlihat sebagai campuran putih keruh—pemurniannya jadi lebih sulit. Ini sudah kami teliti sejak tahun 2022 dalam penelitian yang didanai LPPM ITK,” ujar Rizqy.
Meski demikian, harapan tetap ada. BBM yang terkontaminasi masih dapat dimurnikan melalui proses fisik dan kimia tertentu, selama campurannya belum terlalu kompleks. Riset lanjutan pun tengah dilakukan oleh tim Rizqy di ITK.
“Tahun ini, kami sedang melakukan penelitian baru berjudul ‘Formulasi Aditif Biogasoline Ramah Lingkungan’. Fokusnya adalah pada peningkatan nilai RON, efisiensi pembakaran, serta menurunkan emisi—semuanya tetap aman bagi mesin,” pungkasnya.
Krisis BBM ini menjadi pengingat akan pentingnya kualitas dan pengawasan dalam distribusi energi. Selain membutuhkan investigasi menyeluruh, situasi ini juga menjadi momentum kolaborasi antara industri, akademisi, dan regulator untuk mencari solusi jangka panjang yang berbasis sains dan teknologi. Dengan pendekatan yang tepat, kepercayaan publik dapat kembali dipulihkan.
Daftar Ulang Calon Mahasiswa Baru ITK Jalur SNBP 2025
Segera lakukan daftar ulang! Periode daftar ulang dibuka dari tanggal 19 - 26 Maret 2025
Kuliah umum yang bertajuk "Transisi Energi untuk Menghambat Pemanasan Global dan Adaptasi Bencana Perubahan Iklim" ini dihadirkan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim melalui transisi energi yang b
Makan Siang Gratis: Program Pemenuhan Gizi Terjangkau untuk Anak dan Remaja
Program Makan Bergizi Gratis, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Makan Siang Gratis, merupakan inisiatif yang dilaksanakan oleh 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia. Dengan dana sebesar Rp10.000 per porsi, program ini bertuj