Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dengan bangga mengumumkan partisipasinya dalam kegiatan REalTalk Southeast Asia 2024 yang diadakan oleh The Climate Reality Project di Bali, Indonesia, pada tanggal 8-11 Oktober 2024. Acara ini merupakan platform untuk menyatukan berbagai negara anggota ASEAN dalam mempercepat transisi energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan.
REalTalk Southeast Asia mengusung tema "Changing the Narrative Towards an Empowered and Resilient Region", yang menyoroti ancaman serius dari pemanasan global yang mengancam negara-negara di Asia Tenggara. Kawasan ini memiliki ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil, meskipun terdapat target untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Sebanyak 66,8% kapasitas energi di Asia Tenggara masih bergantung pada bahan bakar fosil, dan diproyeksikan dapat meningkat hingga 88% pada tahun 2050 jika tidak ada langkah konkret yang diambil. Melalui kegiatan ini, The Climate Reality Project bersama para peserta berupaya mengubah narasi tentang energi terbarukan serta mengadvokasi pentingnya transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
ITK, melalui Student Chapter dari Society of Renewable Energy (SRE), mengirimkan delegasi terbaiknya, Argya Pradana, yang merupakan President SRE Student Chapter ITK. Bersama dengan Inggar Pratiwi, President SRE SC ITB, Argya dipilih berdasarkan evaluasi atas kontribusinya dalam kampanye energi terbarukan di kampus dan sosial media. Mereka akan mempresentasikan materi bertema “Renewable Energy Landscape in Indonesia” dan “Renewable Energy Campaign”. Partisipasi ini menunjukkan komitmen ITK dalam memajukan pendidikan dan kampanye energi terbarukan, sekaligus mendukung transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
REalTalk Southeast Asia menjadi wadah bagi organisasi masyarakat sipil dan kelompok lingkungan di seluruh ASEAN untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam mempercepat transisi energi. Kegiatan ini mencakup diskusi panel, lokakarya, dan sesi kelompok yang memungkinkan delegasi dari berbagai negara untuk bertukar pikiran dan berbagi strategi dalam kampanye energi terbarukan. ITK sebagai bagian dari delegasi Indonesia akan terlibat aktif dalam sesi-sesi ini, menunjukkan peran institusi pendidikan dalam menghadapi tantangan energi global.
Di penghujung acara, peserta akan berpartisipasi dalam “Culture Night”, sebuah malam budaya yang menampilkan keanekaragaman budaya dan kuliner dari setiap negara anggota ASEAN. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan regional sekaligus mempromosikan rasa persatuan di tengah upaya bersama mengatasi krisis iklim. Partisipasi ITK dalam acara ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan kekayaan budaya Indonesia, serta mempererat hubungan dengan perwakilan negara-negara lain.
Partisipasi ITK dalam REalTalk Southeast Asia 2024 bukan hanya sebuah kesempatan untuk belajar dan berkolaborasi, tetapi juga wujud komitmen nyata institusi dalam mendorong kampanye energi terbarukan di Indonesia. Dengan terus mengembangkan dan mendukung inisiatif mahasiswa melalui SRE, ITK berharap dapat menjadi pionir dalam edukasi dan inovasi energi berkelanjutan di Kalimantan dan sekitarnya.
Dengan semangat dan komitmen yang kuat, ITK siap menjadi bagian dari perubahan narasi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Upacara Hari Pendidikan Nasional 2025 di ITK Berlangsung Khidmat dan Meriah dengan Nuansa Budaya
Institut Teknologi Kalimantan (ITK) melaksanakan Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Jumat pagi, 2 Mei 2025, bertempat di halaman Laboratorium Terpadu (Labter) ITK.
ITK Perketat Pemeriksaan Peserta UTBK 2025 Demi Menjaga Keamanan dan Kejujuran Ujian
Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menerapkan sistem pemeriksaan yang lebih ketat dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen ITK untuk menciptakan suasana ujian yang aman, nyaman, dan be
Push Your Limit! Cerita Denistira Alumni ITK 2012 Bangun Karir di Industri Tambang
Denistira adalah bagian dari angkatan pertama Teknik Kimia ITK. Saat itu belum ada gedung megah, fasilitas lab seadanya, dan proses perkuliahan pun masih banyak tantangan teknis di sana-sini. Tapi justru dari sanalah, mental Denis ditempa. “Kondisi yang s